Network
PORTAL MAJALENGKA - Suku Baduy menurut beberapa sejarah merupakan keturunan dari Prabu Siliwangi.
Suku Baduy yang tinggal di pedalaman Banten adalah keturunan Prabu Pucuk Umun, cucu Prabu Siliwangi dan pasukannya yang kalah perang dari Pangeran Saba Kingkin.
Prabu Siliwangi memiliki putra Prabu Surosowan yang memiliki putra Prabu Pucuk Umun, yang diangkat jadi Tumenggung Banten kala itu.
Prabu Pucuk Umun terlibat perselisihan dengan Pangeran Saba Kingkin, putra Sunan Gunung Jati. Pangeran Saba Kingkin adalah cucu Nyimas Rara Santang yang merupakan Putri Prabu Siliwangi.
Baca Juga: Mengenal Sunda Wiwitan Ajaran Leluhur Kapitayan yang Dianut Suku Baduy Banten
Antara Prabu Pucuk Umun dan Pangeran Saba Kingkin masih memiliki hubungan darah, namun karena perbedaan keyakinan akhirnya terjadi pertarungan antara kedua keturunan Prabu Siliwangi ini.
Prabu Pucuk Umun yang bertahan dengan ajaran leluhurnya dengan memeluk ajaran Sunda Wiwitan, berselisih dengan Pangeran Saba Kingkin yang menyebarkan ajaran agama Islam.
Pertarungan antara kedua keturunan Prabu Siliwangi ini tak dapat dielakkan, nahas bagi Prabu Pucuk Umun dan pasukannya yang kalah dalam pertempuran.
Prabu Pucuk Umun dan pasukannya lari ke pedalaman Banten yang kini disebut dengan Suku Baduy yang masih menganut ajaran leluhurnya Sunda Wiwitan.
Baca Juga: Kampung Setan dan Pasukan Prabu Siliwangi di Gunung Salak, Cerita Masyarakat Setempat
Suku Baduy saat ini dikenal dengan suku yang sangat taat pada aturan adat dan memegang teguh ajaran leluhurnya yaitu Sunda Wiwitan.
Lalu bagaimana dengan asal dan usul suku Dayak yang tinggal di pedalaman Kalimantan?
Dilansir Portal Majalengka dari buku sejarah Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto tentang asal dan usul suku Dayak.
Suku Dayak merupakan sekelompok suku yang bermigrasi dari Australoid, yang terus menerus berdatangan dan mendiami pedalaman Kalimantan.
Baca Juga: Tanpa Egy dan Evan Dimas, Timnas Indonesia Kedatangan 3 Nama Beken di Kualifikasi Piala Asia 2023
Berikut kutipan dari Buku sejarah Atlas Walisongo, tentang alasan migrasinya Suku Australoid ke Pulau Kalimantan.
"Seringnya terjadi bencana alam dan peperangan antar kelompok menjadi faktor utama bagi ras Australoid atau Mongoloid selatan meninggalkan daerah Yunani di Asia Tenggara ke pulau pulau Nusantara sekitar 5.000-3.000 SM
Dikatakan pula bahwa migrasi ini menempati Pulau Kalimantan dan kini dikenal sebagai Suku Dayak.
"Sebagian besar mereka tinggal di pulau Kalimantan dan dikenal sebagai suku dayak," tulis Agus Sunyoto dalam bukunya.
Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk menambah wawasan tentang adat budaya dan suku yang ada, dan tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan dengan sumber sejarah yang lainnya. *
