ASAL-USUL PRABU SILIWANGI dan Kisah Syekh Quro Menikahkan Nyai Subang Larang (1)

- 18 Maret 2022, 21:05 WIB
Objek wisata religi Karawang, Makam Syekh Quro yang pernah menikahkan Nyai Subang Larang dengan Prabu Siliwangi
Objek wisata religi Karawang, Makam Syekh Quro yang pernah menikahkan Nyai Subang Larang dengan Prabu Siliwangi /

PORTAL MAJALENGKA - Kisah Prabu Siliwangi sangat dikenal dalam sejarah Sunda sebagai Raja Pajajaran. Salah satu naskah kuno yang menjelaskan perjalanan Prabu Siliwangi adalah kitab Suwasit.

Kitab Suwasit yang menceritakan mengenai Prabu Siliwangi, ditulis menggunakan bahasa Sunda kuno di selembar kulit macan putih yang ditemukan di Desa Pajajar, Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Prabu Siliwangi merupakan seorang raja besar yang sakti, arif  dan bijaksana dalam memerintah rakyatnya di kerajaan Pakuan Pajajaran.

Dia merupakan Putra Prabu Anggalarang atau Prabu Dewa Niskala Raja dari kerajaan Gajah dari dinasti Galuh, yang berkuasa di Surawisesa atau Kraton Galuh di Ciamis Jawa Barat.

Baca Juga: Sabda Prabu Siliwangi, Ramalkan Putrinya Nyimas Rara Santang Ibu dari Sunan Gunung Jati

Pada masa mudanya dikenal dengan nama Raden Pamanah Rasa. Sejak kecil beliau diasuh Ki Gedeng Sindangkasih, juru pelabuhan Muara Jati di kerajaan Singapura (sebelum bernama kota Cirebon).

Setelah Raden Pamanah Rasa dewasa dan sudah cukup ilmu yang diajarkan Ki Gedeng Sindangkasih, kembali ke kerajaan Gajah untuk mengabdi kepada ayahnya prabu Angga Larang atau Dewa Niskala.

Setelah itu, Raden Pamanah Rasa menikahi putri Ki Gedeng Sindangkasih bernama Nyi Ambet kasih. Ketika itu kerajaan Gajah dalam pemerintahan Prabu Dewa Niskala atau Prabu Angga Larang sedang dalam masa keemasan.

Wilayahnya terbentang luas dari Sungai Citarum di Karawang yang berbatasan langsung dengan kerajaan Sunda, sampai sungai Cipamali berbatasan dengan Majapahit.

Baca Juga: Kisah Nakalnya Pangeran Jaya Kelana Putra Sunan Gunung Jati, Hingga Membuat Geger Kesultanan Cirebon

Silsilah Prabu Siliwangi sebagai keturunan ke-12 dari Maha Raja Adi Mulya/Ratu Galuh Ajar Sukaresi:

1. Maha Raja Adi Mulya/Ratu Galuh Ajar Sukaresi menikah dengan Dewi Naganingrum/Nyi Ujung Sekarjingga memiliki anak:

2. Prabu Ciung Wanara memiliki anak:

3. Sri Ratu Purba Sari memiliki anak:

4. Prabu Lingga Hiang memiliki anak:

5. Prabu Lingga Wesi memiliki anak:

6. Prabu Susuk Tunggal memiliki anak:

7. Prabu Banyak Larang memiliki anak:

8. Prabu Banyak Wangi memiliki anak:

9. Prabu Munding Kawati/Prabu Lingga Buana memiliki anak:

10. Prabu Wastu Kencana (Prabu Niskala Wastu Kancana) memiliki anak:

11. Prabu Anggalarang (Prabu Dewata Niskala) menikah dengan Dewi Siti Semboja/Dewi Renganis memiliki anak:

12. Sri Baduga Maha Raja - Waliyulloh Jaya Dewata Raden Pamanah Rasa (1459-1521 Masehi). Bergelar Prabu Siliwangi. Mempunyai harimau putih dari bangsa Jin bernama Si Tablo/Prabu Giling Wesi Sakti dari Curug Sawer Talaga Majalengka.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 24 Resmi Dibuka, Siapkan KTP dan HP Android untuk Dapatkan Rp2,55 Juta

Pada suatu Hari Prabu Angga Larang geram karena banyak penduduk di Muara Jati yang beragama Hindu pindah ke agama baru yang dibawa ulama dari Campa Kamboja bernama Syekh Quro.

Agama tersebut bernama Islam. Maka diutuslah Beberapa orang kepercayaannya untuk mengusir ulama itu dari Tanah Jawa.

Konon ulama besar yang bergelar Syekh Qurotul’ain dengan nama asli Syekh Mursyahadatillah atau Syekh Hasanudin, adalah seorang yang arif dan bijaksana dan termasuk ulama yang hafidz Alquran serta ahli Qiro’at yang sangat merdu suaranya.

Syekh Quro adalah putra ulama besar Mekkah, penyebar agama Islam di Campa (Kamboja) yang bernama Syekh Yusuf Siddik, yang masih keturunan dari Sayidina Hussen Bin Sayidina Ali RA dan Siti Fatimah putri Rasulullah SAW.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ali bin Abbas, Dokter Bedah Pengarang Kitab Kamil Al Sina'ah Al Tibbiyah

Sebelum datang ke tanah Jawa sekitar tahun 1409 Masehi, Syekh Quro pertama kali menyebarkan agama Islam di negeri Campa Kamboja.

Kemudian ke daerah Malaka dan dilanjutkan ke daerah Mertasinga Pasambangan dan Japura, akhirnya sampai ke pelabuhan Muara Jati yang saat itu Syahbandar digantikan Ki Gedeng Tapa karena Ki Gedeng Sindangkasih wafat.

Disini beliau disambut dengan baik oleh Ki Gedeng Tapa atau Ki Gedeng Jumajan Jati, yang masih keturunan Prabu Wastu Kencana, ayah dari Prabu Anggalarang dan oleh masyarakat sekitar.

Mereka sangat tertarik dengan ajaran yang disampaikan Syekh Quro yang disebut ajaran agama Islam.

Baca Juga: Deretan Nama Cucu Prabu Siliwangi yang Terkenal, Salah Satunya Sunan Gunung Jati

Sampailah para utusan itu di depan pondokan Syekh Quro, utusan itu menyampaikan perintah dari raja agar penyebaran agama Islam di Muara Jati harus segera dihentikan.

Hingga kelak, anaknya Ki Gedeng Tapa yaitu Nyai Subang Larang akan dinikahkan oleh Prabu Siliwangi dan suatu saat keturunannya menjadi Raja-Raja di Nusantara. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Kitab Suwasit


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah