Penyebaran Islam di Tatar Pasundan: Walang Sungsang, Lara Santang, dan Kian Santang Anak Prabu Siliwangi

- 14 Februari 2022, 19:49 WIB
Ilustrasi Prabu Siliwangi. Penyebaran Islam di Tatar Pasundan: Walang Sungsang, Lara Santang, dan Kian Santang Anak Prabu Siliwangi
Ilustrasi Prabu Siliwangi. Penyebaran Islam di Tatar Pasundan: Walang Sungsang, Lara Santang, dan Kian Santang Anak Prabu Siliwangi /Tangkapan layar youtube Nusantarago/

Ajaran yang dikembangkan oleh Syekh Quro adalah ajaran Islam Madzhab Hanafiah.

Pondok Quro yang didirikan oleh Syekh Hasanuddin tersebut merupakan lembaga pendidikan Islam (pesantren) pertama di tanah Pasundan.

Kemudian setelah itu muncul pondok pesantren di Amparan Jati daerah Gunung Jati (Syekh Nurul Jati).

Setelah Syeikh Nurul Jati meninggal dunia, pondok pesantren Amparan Jati dipimpin oleh Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Idhofi, seorang ulama asal Arab yang mengembangkan ajaran Islam madzhab Syafi’iyyah.

Sepeninggal Syekh Hasanuddin, penyebaran Islam melalui lembaga pesantren terus dilanjutkan oleh anak keturunannya, di antaranya adalah Musanuddin atau Lebe Musa atau Lebe Usa, cicitnya.

Dalam sumber lisan, Musanuddin dikenal dengan nama Syeikh Benthong, salah seorang yang termasuk kelompok wali di pulau Jawa (Yuyus Suherman, 1995:13-14).

Dengan latar belakang kehidupan keberagamaan ibunya seperti itulah, maka Cakrabuana yang pada waktu itu bernama Walang Sungsang dan adiknya Nyi Mas Lara Santang memiliki niat untuk menganut agama ibunya, daripada agama ayahnya (Sanghyang).

Dan keduanya harus mengambil pilihan untuk tidak tetap tinggal di lingkungan istana.

Dan inilah yang menjadi awal kisah penyebaran agama Islam di tatar pasundan nantinya, seperti apa kisahnya ikuti terus Portal Majalengka, Penyebaran Islam di Tatar Pasundan pada episode selanjutnya.***

Sumber : e-book Wirid Sunan Gunung Jati

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: e-book Wirid Sunan Gunung Jati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah