Kenapa Malam 1 Suro Pantang Keluar Rumah? Ternyata Ini Alasannya

18 Juli 2023, 19:16 WIB
Kenapa Malam 1 Suro Pantang Keluar Rumah? Ternyata Ini Alasannya./Foto Ilustrasi /Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA - Menyambut datangnya malam 1 Suro tahun ini, di beberapa media sosial tengah ramai membicarakan pantangan keluar rumah.

Mereka mengaitkan perihal tersebut dengan kepercayaan masyarakat Jawa yang pada umumnya menggangap malam 1 Suro sebagai malam keramat.

Malam 1 Suro yang merupakan malam pembuka tahun baru kalender Jawa. Bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriyah yang jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023 M.

Baca Juga: SAMBUT Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah dengan Perbanyak Sholawat, Raih Keutamaannya

Karena itu masyarakat Jawa akan menyambut kedatangan malam 1 Suro ini sejak hari Selasa, 18 Juli 2023 malam.

Pada malam 1 Suro tersebut dipercaya memiliki banyak pantangan yang harus dihindari. Salah satunya adalah pantangan keluar rumah atau bepergian.

Pantangan keluar rumah pada malam 1 Suro dalam kepercayaan masyarakat Jawa pada hakikatnnya menghindarkan seseorang dari perilaku sembarangan.

Baca Juga: Pemkab Majalengka Siapkan Peraturan Daerah tentang Persampahan, Tegaskan Sanksi bagi Pelanggar

Sebagaimana dalam anjuran Islam yang menekankan umatnya untuk memanfaatkan malam 1 Muharram dengan berbagai catatan amal kebaikan untuk mengisi lembaran hidupnya di tahun baru.

Dilansir dari berbagai sumber, dalam kepercayaan masyarakat ada yang menyebutkan bahwa pada malam 1 Suro arwah para leluhur akan datang kembali ke rumah keluarganya.

Selain arwah leluhur, pada malam ini juga kondisi di luar rumah dipenuhi energi negatif. Banyak jin dan setan yang turut berkeliaran untuk mencelakakan manusia.

Baca Juga: Tempat Usahamu Jadi Sepi Gagara Santet Tanah Kuburan? Tenang, Musnahkan dengan Cara Ini

Sementara ada pula sebagian masyarakat Jawa yang memiliki pandangan lain. Menurut mereka pantangan keluar pada malam 1 Suro bertujuan agar setiap orang dapat merenungi dan mengevaluasi diri selama satu tahun yang lalu.

Melalui proses perenungan diri tersebut masyarakat akan menjadi manusia yang lebih baik untuk ke depannya.

Di sisi lain terkait kepercayaan malam 1 Suro atau 1 Muharram ini di beberapa daerah juga kerap kali diperingati dengan berbagai kirab dan ritual.

Baca Juga: Buka Tahun Ajaran Baru, Ponpes Modern Ar Rahmat Gelar Apel Khutbatul Arsy dan Demonstrasi Eskul

Biasanya ritual yang banyak dilakukan masyarakat Jawa dalam menyambut bulan istimewa ini adalah dengan "laku prihatin".

Salah satu laku prihatin yang dilakukan kebanyakan masyarakat Jawa adalah dengan cara 'melekan' atau tidak tidur semalam suntuk.

Aktivitas yang dilakukan dari melekan pada malam 1 Suro ini biasanya adalah tirakatan. Meski demikian ada pula yang mengisi kegiatan melekat tersebut dengan menyaksikan pagelaran wayang, ataupun acara seni lainnya.

Baca Juga: PENASARAN MAKAM KERAMAT di Gunung Salak? Begini Ulasan Lengkapnya

Sebenarnya tujuan dari laku prihatin itu sendiri adalah untuk mengingatkan seseorang agar dalam hidupnya untuk senantiasa bersikap eling (ingat) dan waspada.

Eling yang dimaksudkan di sini adalah setiap orang agar selalu ingat akan hakikat siapa dirinya dan tahu di mana posisinya sebagai hamba Tuhan.

Sementara maksud dari waspada di sini adalah agar setiap orang selalu waspada. Tahu bagaimana harus bersikap agar mampu menjaga dirinya dari godaan-godaan yang menjerumuskan. ***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler