Jadikan Syawal Sebagai Media Meminta dan Memberi Maaf pada Sesama, Nih Banyak Manfaat Baiknya

27 April 2023, 18:51 WIB
Ilustrasi Lebaran 2023. Jadikan Syawal Sebagai Media Meminta dan Memberi Maaf pada Sesama, Nih Banyak Manfaat Baiknya /Pikiran Rakyat/Ade Bayu Indra/

PORTAL MAJALENGKA - Syawal merupakan media bagi tiap muslim untuk melakukan perbaikan hubungan atau silaturahim. Setiap individu dianjurkan untuk lebih dulu meminta maaf kepada orang lain.

Bagaimanapun setiap manusia tentu tidak terlepas dari kealpaan ataupun kesalahan dalam kehidupannya. Karenanya meminta maaf penting dilakukan.

Kendati demikian kadang seseorang sulit melakukannya, baik untuk meminta maaf atau memberi maaf. Sikap angkuh merasa diri paling benar, seringkali menjadi penghalang terjadinya proses saling memaafkan.

Baca Juga: INILAH 5 Masalah yang Sering Datang Jelang Pernikahan, Calon Pengantin Wajib Paham

Sifat angkuh tersebut kadang terus dibiarkan hingga membuat hubungan menjadi terpecah bahkan sampai menetaskan kesumat.

Mereka memperturutkan kebodohan mereka dengan dalih dan alasannya masing-masing. Padahal dalam Alquran, Allah SWT telah berulang kali memerintahkan kepada umatnya untuk memiliki sikap saling memaafkan.

Dalam surat Al-A'raf ayat 199, perintah untuk saling memaafkan telah dijelaskan sebagai berikut:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

Artinya: "Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang ma'ruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh." (QS Al-A'raf: 199).

Baca Juga: 5 Bulan yang Baik untuk Menikah Menurut Islam dan Adat Jawa, Syawal Salah Satu Bulan yang Dianjurkan

Dalam ayat tersebut terdapat kata "خُذ" yang bermakna ambillah sesuatu untuk digunakan agar memperoleh manfaat.

Menurut Prof Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk memaafkan kesalahan orang lain menggunakan kata tersebut.

Hal itu mengisyaratkan supaya manusia dapat memilih untuk memaafkan kesalahan orang lain dibandingkan dengan membalas atau bahkan melakukan sesuatu yang lebih buruk dari kesalahan orang lain.

Baca Juga: Sholat Sunnah 8 Rakaat di Bulan Syawal, Berfadilah Besar dan Layak untuk Dikerjakan

Meminta maaf atas kesalahan pada orang lain kadang menjadi berat karena gengsi atau sifat sombong yang tumbuh di hati. Apalagi untuk memaafkannya.

Memberi maaf tentunya jauh lebih berat karena harus disertai dengan sikap menerima dan melupakan perbuatan buruk tersebut.

Kendati demikian memaafkan orang yang meminta maaf menjadi sikap utama dan dimuliakan Allah SWT. Memaafkan kesalahan orang lain juga memiliki manfaat bagi kesehatan.

Dirangkum dari berbagai sumber berikut beberapa manfaat memaafkan kesalahan bagi Kesehatan

1. Dijauhkan dari penyakit jiwa

Ditinjau dari ilmu kesehatan mental, gangguan penyakit jiwa merupakan kumpulan dari keadaan tidak normal, baik berkaitan dengan jiwa maupun jasmani seseorang.

Dengan kesehatan mental yang baik seseorang akan dijauhkan dari penyakit jiwa. Dan untuk menjaga kesehatan mental ini salah satunya yaitu dengan bersikap mudah memaafkan.

Bersikap memaafkan yang dimaksud disini bukan sekedar di mulut akan tetapi perlu disertai dengan balasaan berupa kebaikan.
Sebagaimana terdapat dalam surat As-Syura ayat 40, Allah SWT berfirman:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: "Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim." (QS As-Syura: 40).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sikap memaafkan sangat diutamakan, membuang perasaan dendam agar menjauhkan seseorang dari perbuatan zalim.

Dalam ayat tersebut dengan jelas menegaskan turut disebutkan bahwa sikap memaafkan seharusnya disandingkan dengan perbuatan baik.

Dalam ilmu psikologi dikenal istilah 'neurosis' yang merupakan sebagian dari gangguan yang didasari oleh kecemasan.

Gangguan neurosis ini umumnya disebabkan oleh kondisi psikologis yang lemah atau terlalu kaku dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Dengan jiwa pemaaf tentu tidak akan mengalami gangguan kecemasan sebab hatinya lapang untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Dalam jiwa seorang pemaaf tidak menyisakan rasa dendam yang justru akan memberatkan hatinya.

2. Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar

Seseorang akan berusaha menyesuaikan dirinya dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Tujuannya tentu agar memperoleh kedamaian, rasa aman, dan bahagia selama hidup bermasyarakat.

Rasa aman, damai, dan bahagia tersebut menjadi indikator untuk membangun kesehatan terutama mental.

Sikap memaafkan merupakan tindakan terpuji yang mengandung banyak nilai pahala bagi orang yang mengamalkannya.

Sikap memaafkan menjadi salah satu pilar penting membangun kerukunan dan keharmonisan hubungan dengan orang lain.

3. Tangguh dalam menghadapi perubahan dan berbagai masalah

Sikap saling memaafkan akan memberikan manfaat berupa ketangguhan dalam menghadapi berbagai perubahan dan masalah yang terjadi.

Orang pemaaf bersikap tidak kaku sebagaimana disebut pada poin dua bahwa orang pemaaf sangat adaptif.

Ia mau berbagi dengan lingkungannya dan peduli terhadap orang miskin dan lingkungan sekitar karena kelembutan hatinya. Mau memikirkan masalah bersama tidak egois mengambil untung sendiri.

Dengan sikap-sikap tersebut secara timbal balik orang pemaaf akan banyak menerima efek balik positif dari sikapnya tersebut. Dalam surat An-Nur ayat 22, Allah SWT berfirman:

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nur: 22).

Ayat tersebut menegaskan bahwa sikap memaafkan, tidak hanya dalam bentuk formalitas semata atau sebatas lisan.

Namun juga harus benar-benar berlapang dada. Mengosongkan dendam dan kedengkian hatinya pada orang yang berbuat salah.

Seseorang yang berjiwa pemaaf akan mampu menghadapi masalah dan menjalin hubungan harmonis dengan lingkungannya. Mereka berkeinginan untuk melakukan perubahan positif di masyarakatnya.

Keinginan akan perubahan tersebut merupakan dampak dari cara berpikir yang positif. Dengan demikian, pola hidup sehat yang tercipta dari sikap memaafkan akan melahirkan hubungan yang sehat antar manusia.

Hal itu tentu akan melahirkan sikap saling menghargai dan bekerja sama untuk memecahkan persoalan yang ada. Tidak justru saling menyalahkan satu sama lainnya.

Demikian manfaat dari sikap memaafkan terutama bagi kesehatan seseorang. Semoga di Momen Syawal ini kita dapat memanfaatkannya untuk saling bermaaf-maafan. Semoga bermanfaat. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler