PORTAL MAJALENGKA – Puasa Ramadhan merupakan momen langka dan bahagia bagi umat Islam di dunia. Pasalnya, tidak semua orang bisa bertemu dengan Ramadhan. Sehingga harus bisa menjaga puasa sejak imsak sampai terbenamnya matahari.
Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala hal buruk sejak waktu imsak sampai terbenamnya matahari. Namun bagaimana jika ada seorang yang sudah melewati waktu imsak dan dirinya masih dalam keadaan junub.
Pada dasarnya, hal yang bisa membatalkan puasa adalah makan, minum, berhubungan badan, dan keluarnya air mani secara disengaja. Lantas bagaimana dengan orang yang mimpi basah dan belum sempat mandi sebelum imsak.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Majalengka, Indramayu dan Kuningan Hari Ke-17 Ramadhan 1444 H
Nabi Muhammad SAW dalam salah riwayat menjelaskan tentang status puasa dari orang yang masih dalam keadaan junub setelah waktu imsak.
Diriwayatkan dari Aisyah dan Ummu Salamah, bahwa nabi Muhammad Saw masih dalam keadaan junub setelah keluarnya fajar. Beliau mandi dan kemudian tetap berpuasa.
عَنْ عَائِشَةَ وَ اُمُّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ جِمَاعٍ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُوْمُ
Baca Juga: 4,4 Juta KPM di Jawa Barat Bakal Terima Bantuan Beras 10 Kg
Artinya: Aisyah dan Ummu Salamah menceritakan bahwa nabi Muhammad SAW dalam keadaan junub sebab semalam dan kemudian nabi mandi setelah fajar serta tetap menjalankan ibadah puasa.
Penjelasan hadis di atas adalah umat Islam boleh melakukan hubungan suami istri di malam hari bulan Ramadhan. Dan ketika belum mandi besar setelah waktu imsak maka puasanya tidak menjadi batal.
Baca Juga: MANTAP, Memakmurkan Tempat Ibadah Jadi Program Unggulan Kapolres Baru Majalengka
Bukan hanya itu, orang yang dalam keadaan junub di pagi hari sebab belum mandi saat waktu sahur juga tidak ada kewajiban untuk mengqodlo puasanya karena puasanya dianggap sah.***
Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News