Makna Filosofis di Balik Karakteristik Tokoh Humoris Pewayangan Jawa: Punakawan

17 Februari 2023, 17:51 WIB
Ilustrasi Makna Filosofis di Balik Karakteristik Tokoh Humoris Pewayangan Jawa: Punakawan /Tangkapan layar YouTube Faiz Pedia

PORTAL MAJALENGKA - Istilah Punakawan berasal dari kata 'pana' yang artinya paham dan 'kawan' yang artinya teman. Secara luas dapat dipahami bahwa maksud dari kata punakawan adalah sahabat yang terikat erat yang memahami arti hubungan secara mendalam.

Tokoh Punokawan tidak bakal dapat ditemukan dalam naskah asli Mahabharata ataupun Ramayana.

Tokoh punakawan menurut seorang sejarawan Slamet Muljana, muncul pertama kali dalam karya sastra ghatotkacasraya karangan Mpu Panuluh pada zaman kerajaan Kediri.

Baca Juga: Wisata Kuliner Ndeso Warung Nyamplungan Banyumas, Memiliki Cita Rasa yang Menggugah Selera

Tokoh Punokawan dalam wayang kulit Jawa terdiri dari empat orang yakni Semar dan tiga anaknya yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong.

Keempat tokoh Punokawan dihadirkan dalam sebuah lakon wayang sebagai pencair suasana. Kelompok ini tampil dengan humor-humornya yang khas.

Karakteristik dan simbol yang dilekatkan pada keempat toko punokawan ini memiliki makna dan arti filosofi yang layak untuk dipahamai.

Baca Juga: SEPERTI BINTANG BERJATUHAN, Wisata Alam Sukabumi yang Patut Dicoba Bagi Penyuka Kemping

Karena di dalamnya banyak sekali ajaran dan pesan hidup yang berharga dan patut untuk dijadikan sebagai pedoman hidup.

Berikut inilah penjelasan karakteristik dan simbol dar keempat punakawan dengan makna filosofi didalamnya.

Tokoh Semar

Tokoh yang pertama yaitu Semar, tokoh utama punokawan ini dalam ceritanya dilakonkan sebagai abdi bagi keluarga Pandawa. 

Baca Juga: KY Terjunkan Tim untuk Melakukan Pemantauan di Sidang Terdakwa OTT di MA

Meski seorang abdi, Semar juga kerap kali memberikan nasihat-nasihat yang bijaksana bagi keluarga Pandawa.

Semar merupakan tokoh yang sabar dan bijaksana. Tokoh ini memiliki posisi kepala dan pandangan menghadap ke atas, simbol tersebut menggambarkan bahwa dalam kehidupan ini hendaknya manusia selalu mengingat Sang Kuasa.

Sedangkan kain yang dipakai Semar adalah kain Parangkusumo Rojo, yang dapat diartikan bahwa manusia harus mampu berbuat untuk memayu hayuning bawono atau menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi. 

Baca Juga: 5 Kekeliruan dalam Treatment Ikan Channa Jenis Apa Pun yang Jarang Disadari para Keeper

Sementara bagi kalangan spiritual Jawa, tokoh Semar dianggap sebagai simbol keesaan.

Tokoh Gareng

Tokoh punakawan kedua adalah Gareng dalam cerita pewayangan Jawa Nala Gareng adalah anak gandarwa sebangsa jin yang diangkat anak oleh Semar

Gareng dikenal juga dengan nama pancal parnor yang artinya menolak godaan duniawi.

Baca Juga: Rekomendasi Martabak Terenak dan Terlaris di Kota Bandung, Kamu Pasti Suka

Gareng dilakonkan sebagai wayang dengan kaki pincang. Hal ini.menjadi simbol yang bisa dimaknai bahwa manusia hidup di dunia ini diingatkan agar selalu berhati-hati dalam bertindak.

Dalam ceritanya sosok gareng ini awalnya adalah seorang raja tampan rupawan. Namun ia memiliki watak sombong, suka menantang semua kesatria yang dijumpainya.

Karena hal itulah yang kemudian ia mendapat lawan yang dapat mengimbangi kesaktian yang dimilikinya. Meski tpeetarungan berakhir imbang, rupa gareng berubah jadi buruk.

Dari cerita itu mengisyaratkan agar manusia tidak pantas berlaku sombong dengan segala kelebihan yang dimilikinya.

Tampilan Gareng yang kemudian berperawakan pendek dan selalu merunduk melambangkan sebagai simbol kehati-hatian.

Meskipun kita memiliki kelebihan dibanding orang lain sepatutnya manusia harus tetap rendah hati dan waspada.

Gareng juga memiliki mata juling menjadi simbol agar pandangan kita harus bisa menjauh dari hal-hal maksiat dan mengundang kejahatan.

Sementara kondisi tangann Gareng juga melengkung hal ini menjadi simbol agar dalam kehidupan ini kita tidak boleh merampas hak-hak orang lain.

Tokoh Petruk

Tokoh punakawan ketiga adalah Petruk, Petruk dilakonkan sebagai sosok humoris, yang gemar bercanda baik melalui ucapan ataupun tingkah laku.

Petruk menjadi anak kedua yang diangkat oleh Semar. Petruk juga memiliki nama lainnya yakni kantong bolong yang artinya suka berderma.

Punakawan Ia yang satu ini merupakan sosok yang bisa mengasuh, merahasiakan masalah, jadi pendengar yang baik, dan selalu membawa manfaat bagi orang lain.

Dikisahkan dalam sebuah cerita waktu ada pembangunan candi saptaarga, kondisi istana kerajaan ditinggalkan dalam keadaan kosong.

Kesempatan itu digunakan mustokoweni untuk mengambil jimat kalimosodo milik dan merupakan lambang keagungan dari Pandawa.

Untungnya pencurian tersebut diketahui oleh Bambang Irawan putra dari Arjuna.

Bersama Petruk jimat kalimosodo akhirnya berhasil direbut. Kemudian jimat tersebut dititipkan Bam ang Irawan pada Petruk. Nahasnya barang tersebut kembali hilang.

Petruk pun berusaha keras untuk mencari dan akhirnya berhasil ditemukan kembali.
Ia pun meminta maaf pada Pandawa atas kelalaiannya dalam menjaga jimat tersebut.

Dari kisah itu tindakan Petruk mengingatkan bahwa dalam hidup ini kita harus tberani,, bertanggungjawab dan amanah.

Kalaupun kita melakukan kesalahan kita jangan sungkan untuk mengakuinya dan siap dengan segala konsekuensinya dan sepantasnya memohon maaf atau ampun atas kelalaian yang diperbuatnya. 

Tokoh Bagong

Tokoh punakawan yang terakhir adalah Bagong. Merupakan anak ketiga yang diangkat oleh Semar.

Sesuai permintaan dua anaknya Gareng dan Petruk, Tokoh Punokawan Bagong oleh Sanghyang tunggal kemudian dimunculkan dari bayangan Semar sendiri.

Sosok tokoh Bagong memiliki tampilan pendek gemuk dengan mata dan mulutnya lebar yang menggambarkan sifatnya yang kritis namun jujur dan Sakti

Tokoh ini kerapkali bertindak tergesa-gesa, namun dari sikap tergesa-gesanya tersebut justru ada sisi positifnya karena untuk berbuat kebaikan.

Kita tentu sepakat bahwa dalam kebaikan hendaknya kita harus menyegerakannya, jangan suka ditunda- tunda atau ditangguhkan yang akhirnya bisa jadi urung ditunaikan.

Tokoh pewayangan satu ini juga berani mengkritik namun toleran. Ia juga sosok yang jujur dan sportif. Demikian semoga bermanfaat. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler