Ayo mondok! Inilah Manfaat yang Bisa Didapatkan Ketika Menuntut Ilmu di Pesantren

12 Juni 2022, 22:00 WIB
Ilustrasi menuntut ilmu di pesantren yang setidaknya memiliki 10 manfaat.. /Foto : Kemenag/

PORTAL MAJALENGKA - Berbicara tentang pendidikan, Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan negara lain. Indonesia juga memiliki ciri khas pendidikan yakni pesantren.

Pola pendidikan pesantren memiliki ciri khas yang unik dan bahkan menjadi bahan penelitian negara-negara lainnya.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, pesantren mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan ditandai pesantren-pesantren di setiap daerah.

Selain itu kemajuan pesantren juga semakin didorong oleh pemerintah itu sendiri dengan dicetuskannya  Undang-undang Nomor 18 tentang Pesantren.

Baca Juga: Pemerintah Percepat Capaian Target Inklusi Keuangan dalam Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren

Akan tetapi banyak juga orang tua yang masih ragu untuk menitipkan putra-putrinya di pesantren dengan berbagai alasan. Berikut manfaat memasukan anak ke dalam pesantren:

 

1. Mengukir keilmuan agama sejak dini

Agama akan menjadi pondasi untuk manusia menjalani kehidupan. Di dalam pesantren akan lebih banyak memperoleh berbagai macam ilmu agama daripada di sekolah umum.

Di zaman yang penuh dengan fitnah ini, mengukir atau mengenalkan ilmu agama sejak kecil menjadi suatu yang penting. Agama akan menjadi penunjuk arah bagi mereka agar selamat dari fitnah-fitnah tersebut.

Sehingga nantinya mereka mampu membedakan dengan jelas mana yang boleh dan dilarang. Mana yang harus diperjuangkan atau ditinggalkan.

 

2. Di pondok pesantren diajarkan hidup sederhana

Hampir seluruh pesantren menerapkan kepada santri-santrinya agar disiplin, bersih, rapih, makan seadanya dengan penuh rasa syukur.

Ini membuat santri tersebut setelah keluar dari pondok pesantren tidak hanya memiliki pemahaman ilmu agama yang kuat, akan tetapi juga menjadi pribadi yang sederhana dan penuh rasa syukur dengan apa yang dimilikinya.

Baca Juga: Sejarah Buntet Pesantren, Didirikan Mbah Muqoyyim setelah Pergi dari Keraton Kanoman Cirebon

 

3. Membangun jaringan komunikasi yang lebih luas

Di dalam pesantren anak santri akan dipertemukan dengan kawan sesama santrinya yang berasal dari berbagai daerah. Mereka akan saling belajar hikmah mengenai perbedaan, latar belakang seseorang dan banyak lagi.

Hal tersebut secara tidak langsung akan menjadikan anak tersebut mempunyai jaringan komunikasi yang luas dan jadi terbuka dengan dunia luar sana.

 

4. Melatih kemandirian

Di dalam pesantren, anak-anak santri juga diterapkan untuk mandiri. Seperti contoh kecilnya mereka mencuci baju sendiri, makan, menyiapkan segala sesuatu kebutuhannya sendiri.

Di pesantren semua dikerjakan sendiri. Anak-anak dilatih untuk percaya, bisa melakukan sendiri, dan memaksimalkan potensi.

Ini memberikan pelajaran bagi sang anak ketika mereka mengarungi kehidupan di masyarakat dan kelak ketika sudah berumah tangga.

Baca Juga: Jenazah Eril Tiba di Indonesia, Didampingi Kedua Orang Tua Langsung Diberangkatkan ke Bandung

 

5. Membangun rasa percaya diri

Anak pemalu pun akan bisa menjadi percaya diri ketika berada di lingkungan positif. Lingkungan yang mendukung untuk maju, berkembang, dan bermanfaat bagi sekitar.

Di pesantren anak-anak akan diajari untuk berani tampil di depan umum. Biasanya mereka akan disuruh bergantian untuk berceramah.

Momen ini, salah satu aktivitas yang bisa meningkatkan rasa percaya diri anak. Percaya diri terbangun, berbagai potensi yang ada pun akan keluar.

 

6. Belajar tentang menjalani kehidupan

Di pesantren, anak-anak akan diajari untuk berjuang menuntut ilmu, menahan lelah, mengabdi, bersyukur, hingga berbakti kepada orang tua.

Sehingga ketika anak nanti lulus, mereka tidak lagi ragu dalam mengarungi kehidupan. Tahu apa yang harus dilakukannya.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Tersangka Pimpinan Khilafatul Muslimin Surabaya, Aminuddin Mahmud

 

7. Belajar peduli sesama

Di pondok pesantren anak-anak diajarkan untuk saling empati dan peduli satu sama lain.

Ketika dua rasa itu muncul, maka tindakan untuk membantu teman yang sedang membutuhkan bantuan akan hadir. Rasa kesetiakawanan dalam kebaikan akan tumbuh.

Seperti saling membantu dalam belajar dan memahami ilmu. Mengingatkan dalam kebaikan, serta berlomba-lomba untuk meraih prestasi terbaik.

 

8. Menjadi penghafal Alquran

Semua orang tua pasti ingin sekali anaknya menjadi penghafal Al-Quran. Ingin sekali, nanti ketika di akhirat, sang anak bisa memberi syafaat untuk orang tua.

Di beberapa pesantren ada yang menyelenggarakan program tahfidz Quran. Salah satu manfaat memiliki anak tahfidz Quran, ketika orang tua sudah tiada, pahalanya akan terus mengalir. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler