ASAL-USUL PRABU SILIWANGI dan Kisah Syekh Quro Menikahkan Nyai Subang Larang (2)

18 Maret 2022, 21:15 WIB
Objek wisata religi Karawang, Makam Syekh Quro yang menikahkan Nyai Subang Larang dengan Prabu Siliwangi /

PORTAL MAJALENGKA - Kedatangan Syekh Quro disambut dengan baik oleh Ki Gedeng Tapa atau Ki Gedeng Jumajan Jati, yang masih keturunan Prabu Wastu Kencana, ayah dari Prabu Anggalarang.

Beberapa saat kemudian beliau pamit pada Ki Gedeng Tapa untuk kembali ke negeri Campa, dan Ki Gedeng Tapa menitipkan putrinya yang bernama Nyai Subang Larang untuk ikut dan berguru pada Syekh Quro.

Berangkatlah Syeh Quro bersama Nyai Subang Larang dengan menggunakan perahu kembali ke negeri Campa Kamboja.

Singkat cerita, Raden Pamanah Rasa atau Sunan Gunung Jati kerap mengembara menyamar menjadi rakyat jelata dari daerah satu ke daerah lain, menolong yang lemah dan memberantas kejahatan.

Baca Juga: Kisah Sunan Gunung Jati Membujuk Prabu Siliwangi untuk Masuk Agama Islam, Inilah Kisahnya

Saat hendak beristirhat di curug atau air terjun bernama Curug Sawer di daerah Majalengka, Raden Pemanah Rasa dihadang siluman Harimau Putih dan pertempuran tidak terelakkan.

Raden Pamanah Rasa dan siluman Harimau Putih yang diketahui memiliki kesaktian tinggi itu pun bertarung sengit hingga setengah hari.

Namun dengan kesaktiannya, Raden Pamanah Rasa berhasil memenangi pertarungan dan membuat siluman Harimau Putih tunduk.

Harimau Putih itu member pusaka dari kulit macan, dengan pusaka itu bisa terbang, tidak terlihat oleh mata, berjalan secepat angin, dan bisa mendatangkan bala tentara jin.

Baca Juga: Tim Film KKN di Desa Penari Pilih Lokasi yang Mirip Aslinya, Begini 5 Fakta Menarik Selama Syuting

Harimau putih juga memutuskan untuk mengabdi kepada Raden Pamanah Rasa. Dengan tunduknya siluman Harimau Putih, maka meluaslah wilayah kerajaan Gajah.

Siluman Harimau Putih beserta pasukannya dengan setia mendampingi dan membantu Raden Pamanah Rasa.

Siluman Harimau Putih juga turut membantu Raden Pamanah rasa saat kerajaan Pajajaran diserang pasukan Mongol pada masa kekaisaran Kubilai Khan.

Raden Pamanah Rasa kemudian diangkat sebagai raja kedua di kerajaan tersebut. Prabu Pamanah Rasa selanjutnya mengubah nama kerajaannya menjadi kerajaan Pajajaran.

Yang berarti menjajarkan atau menggabungkan kerajaan Gajah dengan kerajaan Harimau Putih. Seiring meluasnya wilayah kerajaan Gajah, Prabu Pamanah Rasa kemudian membuat senjata sakti yang pilih tanding.

Baca Juga: Kemenag RI Membuka Pendaftaran PBSB Tahun 2022, Ini Syarat Bagi Santri yang Berminat

Beliau menyuruh Eyang Jaya Perkasa untuk membuat senjata pisau berbentuk Harimau sebanyak tiga buah dalam tiga warna, yaitu kuning, hitam, dan putih.

Senjata pertama yang berwarna hitam dibuat dari batu yang jatuh dari langit yang sering disebut meteor, yang dibakar dengan kesaktian Prabu Pamanah Rasa dalam membentuk besi untuk membuat senjata tersebut.

Senjata Kedua dibuat dari air, api yang dingin, yang warnanya kuning dibekukan menjadi besi kuning. Senjata ketiga dari besi biasa yang direndam dalam air hujan menjadi putih berkilau. Senjata itu selesai dalam waktu tujuh hari.

Semalam penuh Pengeran Pamanah Rasa memikirkan nama untuk senjata sakti tersebut, tepat ayam berkokok ditemukan nama untuk ketiga barang tersebut.

Baca Juga: Deretan Nama Cucu Prabu Siliwangi yang Terkenal, Salah Satunya Sunan Gunung Jati

Senjata pusaka itu di beri nama Kujang, karena pusaka itu ada tiga maka kujang tersebut diberi nama Kujang Tiga Serangkai, yang artinya beda-beda tapi tetap sama. 

Setelah Raden Pamanah Rasa atau Prabu Siliwangi menjadi Raja kemudian dia bertemu kembali dengan Syekh Quro dan Nyai Subang Larang. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler