12 Kuliner Khas Sunda yang Masih Ditemukan di Majalengka, Urutan Ke-7 Dihidangkan saat Musim Hujan

30 Juli 2021, 20:10 WIB
Karedok merupakan salah satu kuliner khas Sunda. Karedok juga dikenal salad khas Sunda..* /Instagram.com/@sayurexpress.id

PORTAL MAJALENGKA -- Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang patut dibanggakan. Banyak di antara kekayaan kuliner asal Indonesia yang kini mendunia. Padahal semula merupakan kuliner daerah.

Masyarakat Sunda pun memiliki sejumlah kuliner unggulan yang hingga kini masih sering dihidangkan dan disantap bersama keluarga. Beberapa di antaranya sangat terkenal hingga dapat ditemukan di luar wilayah berkebudayaan Sunda.

Sebagai bagian dari masyarakat berkebudayaan Sunda, masyarakat Majalengka pun kerap didapati menyajikan kuliner khas Sunda ini.

Baca Juga: Sejarah Nasi Jamblang yang Melegenda, Berawal dari Sedekah untuk Para Pekerja hingga Jadi Ikon Kuliner Cirebon

Berikut 12 kuliner khas Sunda yang paling dikenal, diolah dari berbagai sumber:

1. Karedok

Karedok merupakan hidangan khas Sunda. Karedok juga dikenal sebagai salad khas Sunda.

Karedok dapat dijumpai di luar wilayah Sunda seperti Jakarta, Semarang, bahkan Yogyakarta.

Karedok adalah rujak yang menyajikan sayur-sayuran mentah seperti kacang panjang, kol, tauge. Di sejumlah tempat di wilayah Jawa Barat, karedok harus disajikan dengan taburan kemangi. Ada juga yang harus disertai mi dan leunca.

Baca Juga: 5 Kuliner Khas Majalengka yang Tergolong Unik Termasuk Ketel, Berani Coba?

Di wilayah Cirebon, rata-rata karedok bisa ditampilkan tanpa kemangi maupun mi.

2. Tutug Oncom

Oncom adalah hidangan berbahan baku kedelai. Nasi tutug oncom berasal dari Tasikmalaya. Oncom yang dimasak dengan menggunakan bumbu tertentu hingga mendekati hangus ditumbuk (tutug) tidak terlalu halus lalu ditaburkan ke nasi hangat.

Nasi tutug oncom masa kini dihidangkan restoran-restoran tradisional Sunda yang cukup besar, dengan peminat yang terus bertambah. Bedanya, di restoran-restoran untuk mendatangkan lebih banyak peminat, nasi tutug oncom kerap ditambah ikan asin, jeruk nipis, atau tempe.

3. Lotek

Kebanyakan hidangan makanan dari Sunda bercirikan penggunaan sayur mayur yang cukup dominan. Seperti halnya lotek yang kerap disebut rujak Sunda.

Baca Juga: Bangga! 5 Kuliner Tegal Enak dan Unik ini Populer hingga Mancanegara, Ada Sambel Teplak dan Es Lontrong

Menggunakan sambal bumbu kacang dan kerupuk, lotek juga perupakan hidangan khas Sunda yang dapat ditemukan di luar lingkup masyarakat berkebudayaan Sunda.

Lotek biasanya menyajikan sayur-sayuran rebus seperti bayam, kapri, dan kacang panjang. Lotek juga biasanya dinikmati bersamaan dengan lontong, nasi, ataupun mi.

4. Nasi Liwet

Nasi liwet biasanya disajikan saat keluarga besar sedang berkumpul. Di wilayah pedesaan nasi liwet dihidangkan menggunakan alas daun pisang dan dimakan beramai-ramai oleh semua anggota keluarga yang duduk mengelilingi daun pisang.

Nasi liwet juga biasa diberi tambahan lauk pauk seperti ikan teri, tahu dan tempe goreng, hingga ayam goreng. Nasi ini juga terkesan kental dengan wangi santan yang menggoda.

Baca Juga: 5 Makanan Jadul Cirebon Unik Berusia Puluhan Tahun Masih Eksis, Pernah Coba?

5. Nasi Timbel

Nasi timbel disajikan dalam bungkusan daun pisang. Lauk pauk yang biasa mengiringinya adalah goreng tempe, goreng tahu, ayam goreng, daun selada, potongan ketimun dan tomat, tidak lupa sambal terasi.

Di sejumlah restoran, sajian nasi timbel biasanya juga diikuti sajian sayur asam.

6. Nasi Kuning

Nasi kuning juga sangat populer, karena juga dapat ditemukan di luar lingkup masyarakat berkebudayaan Sunda.

Kuning pada nasi biasanya dibuat menggunakan kunyit. Nasi kuning umumnya dihidangkan dengan sajian lauk oreg tempe kering, irisan telur dadar, taburan bawang goreng, ada yang diberi balado kentang, juga sambal.

Baca Juga: 6 Makanan Ini Berbahaya Jika Tidak langsung Dimakan, Begini Alasannya

Biasanya nasi kuning disajikan karena tujuan tertentu, misalnya ulang tahun dan lainnya.

7. Tutut

Bagi orang Sunda, keong sawah atau siput air tawar (tutut) bisa jadi bahan makanan lezat. Tutut dimasak dengan direbus sambil diberi bumbu rempah beraroma agak pedas.

Kuliner ini banyak ditemukan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan disebut kaya akan protein.

Tutut yang ditemukan hanya ketika persawahan banyak air di musim hujan, dinikmati dengan cara dikecup di bagian ujung untuk membuat isinya keluar.

Baca Juga: Bisnis Kuliner Buat Edisi Bingkisan di Tengah Pandemi

8. Gemblong

Kuliner berupa jajanan khas Sunda ini disebut Getas di wilayah Jawa Timur. Terbuat dari tepung ketan putih, jajanan ini disajikan berlumur gula aren. Gemblong cukup digemari karena bisa dinikmati sambil ditemani teh pahit. Namun gemblong juga mengenyangkan.

9. Surabi

Ada yang menyebut surabi berasal dari India. Kuliner ini terbuat dari tepung beras yang dimasak di atas cetakan khusus. Diyakini memasak surabi menggunakan kayu bakar menghasilkan hidangan beraroma lebih menggoda.

Awalnya surabi dihidangkan dalam dua kriteria rasa. Yakni dihidangkan dengan dilumuri santan dan air gula aren yang agak kental (kinca). Ada juga yang dihidangkan dengan varian rasa gurih karena tepung beras dicampuri kelapa.

Baca Juga: Chef Arnold Berbagi Tips Bisnis Kuliner Bertahan di Masa Pandemi

Saat ini di Bandung varian rasa surabi kian variatif. Surabi disajikan dengan topping coklat, vanila, dan bahkan tempe goreng, telur, oncom. Tujuannya agar surabi tampil lebih memikat.

10. Combro

Ada yang menyebut, combro singkatan dari 'oncom di jero' alias oncom di dalam. Combro merupakan kuliner khas Sunda yang terbuat dari bahan singkong secara dominan. Combro berbentuk bulat tipis, di bagian dalamnya terisi dengan sambal oncom.

11. Misro

Misro sebenarnya combro juga. Bedanya, jika combro berisi sambal oncom, misro berisi gula aren. Karena itu ada yang mengasumsikan istilah misro merupakan singkatan dari 'amis di jero' atau gula di bagian dalam. Karena misro dimasak dengan cara digoreng, saat dimakan gula aren di dalamnya meleleh.

Baca Juga: Kuliner dan Fashion di Kota Bandung Mampu Bertahan saat Pandemi

12. Peuyeum

Sama-sama merupakan hasil fermentasi, peuyeum kadang disamakan dengan tapai singkong. keduanya memang menggunakan bahan baku yang sama, yakni singkong yang telah dikupas. Perbedaannya, peuyeum lebih tahan lama karena lebih kering ketimbang tapai singkong yang lebih basah. ***

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler