Tiga Sektor Ekonomi di Jawa Barat Alami Pertumbuhan

- 11 November 2020, 13:00 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menerima piagam penghargaan tersebut via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (10/11/20). (Foto: Pipin/Humas Jabar)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menerima piagam penghargaan tersebut via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (10/11/20). (Foto: Pipin/Humas Jabar) /DRAKOR SURABAYA/KREIDT

PORTAL MAJALENGKA - Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat Taufik Saleh melaporkan berdasarkan survei triwulan III-2020, tiga dari 10 sektor di Jabar mengalami pertumbuhan yakni pertanian, industri pengolahan dan konstruksi serta perdagangan.

“Pertumbuhan dimaksud adalah kontraksinya mengecil. Di tiga sektor tersebut, perusahaannya sudah mulai beraktivitas dan menuju normal sehingga terlihat ada pertumbuhan meski belum pulih seperti sebelumnya,” katanya dalam Rapat Koordinasi Dunia Usaha Jabar yang diselenggarakan oleh Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar via konferensi video, Selasa.

Baca Juga: Ini Alasan Fadli Zon Dukung Wacana Provinsi Sunda

Perekonomian Jawa Barat (Jabar) memperlihatkan grafik menanjak usai terpukul pandemi COVID-19.

Ekonomi Jabar triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,37 persen (q-to-q).

Secara tahunan (y-on-y), ekonomi Jabar pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu minus 4,08 persen.

Baca Juga: Bertemu Habib Rizieq, Anies Baswedan Tidak Bahas Reuni PA 212

Taufik Saleh menyarankan kepada KPED Jabar untuk menginventarisasi sektor-sektor yang berpotensi besar mencatat pertumbuhan pada triwulan IV-2020.

Oleh karena itu, KPED Jabar akan membuat program prioritas di sektor potensial guna mengakselerasi pemulihan ekonomi di Jabar.

Selain itu, kata Taufik Saleh, ada sentimen positif yang dapat menjadi stimulus untuk pemulihan ekonomi, yakni realisasi investasi. Hal itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar.

Baca Juga: Erdogan : Selamat Biden, Terima Kasih Trump

“Secara umum, Jabar memang masih kontraksi tapi lebih baik dibanding triwulan II. Bila pada Q2 minus 5,98, pada Q3 minusnya mengecil jadi 4,08. Jadi ada pertumbuhan sebetulnya,” ujar Taufik Saleh seperti dikutip Portal Majalengka dari ANTARA.

Selama periode Januari-September 2020 alias sampai triwulan III-2020, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total Rp86,3 triliun.

Wakil Ketua Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan KPED Jabar Sonson Garsoni menyatakan, pihaknya sudah menyusun manual book bagi pelaku usaha.

Baca Juga: Pulang ke Tanah Air, Habib Rizieq Langsung Disambut Hoaks

Manual book tersebut dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan komoditi, seperti padi, jagung, unggas, dan urban farming.

“Keempat komoditas itu bila dijalankan dengan konsep korporasi, bisa meningkatkan ketahanan pangan di era COVID-19,” kata Sonson Garsoni.

Sonson Garsoni menyarankan Gubernur Jabar untuk turut memasarkan komoditas asal Jabar kepada pengusaha dan sektor industri.

Baca Juga: Pahlawan Masa Kini, Relawan Perawat Plus Sopir Ambulans Covid-19

Halaman:

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x