Masuknya Cahaya Kewalian ke Wajah Syekh Abdul Muhyi, Hidup di Masa Pasca Sunan Gunung Jati

- 5 Juni 2022, 15:00 WIB
Masjid dan makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, wali yang berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam setelah Sunan Gunung Jati.
Masjid dan makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, wali yang berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam setelah Sunan Gunung Jati. /Pikiran Rakyat.com/

PORTAL MAJALENGKA - Syekh Abdul Muhyi hidup pada masa setelah Sunan Gunung Jati dan para Walisongo.

Syekh Abdul Muhyi meneruskan perjuangan Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Islam di Jawa Barat.

Jawa Barat bagian utara dan barat hampir seluruhnya sudah memeluk agama Islam yang disebarkan oleh Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Bantu Keturunan Sunan Gunung Jati, Syekh Abdul Muhyi Ditugaskan Gurunya Mencari Goa Safarwadi

Sehingga Syekh Abdul Muhyi yang hidup sesudah masa Sunan Gunung Jati menyebarkan ajaran Islam di sebelah selatan Jawa Barat.

Syekh Abdul Muhyi yang kemudian terkenal dengan nama Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, lahir di Mataram pada tahun 1071 Hijriyah atau tahun 1650 masehi

Syekh Abdul Muhyi lahir dari kalangan keluarga bangsawan, mengingat ayahnya yang bernama Lede Warta Kusuma adalah pembesar kerajaan Mataram.

Masa kecil Syekh Abdul Muhyi dihabiskan untuk belajar pada ayahnya sendiri, yang kemudian mengantarkan Muhyi kecil ke Ampel Surabaya.

Baca Juga: INILAH KISAH Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Perjalanan Spiritual di Tanah Pasundan (2)

Syekh Abdul Muhyi dititipkan di pondok pesantren peninggalan Sunan Ampel, untuk memperdalam ilmu agama.

Menginjak usia ke-19 Syekh Abdul Muhyi pergi berguru kepada Syekh Abdul Rauf Singkel di Aceh.

Syekh Abdul Rauf Singkel adalah guru sekaligus Mursyid dari Tarekat Satoriyah, yang sangat terkenal pada masa itu.

Selepas dari Aceh, Syekh Abdul Muhyi langsung menuju Baghdad kemudian melanjutkan pendidikan ke Mekah.

Baca Juga: Habib Luthfi Bin Yahya Ceritakan Keramat Hebat Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati dan Walisongo

Setelah masa-masa belajar tersebut, Syekh Abdul Muhyi kemudian kembali ke Ampel dan menikah.

Ketika berada di Mekah, Syekh Abdul Rauf dan murid-muridnya sedang berada di Baitullah.

Tiba-tiba Syekh Abdul Rauf memperoleh ilham, bahwa di antara santrinya ada yang akan mendapat derajat kewalian.

Ketika tanda itu telah tampak nantinya, Syekh Abdul Rauf harus memerintahkan santrinya itu untuk pulang.

Baca Juga: TIMNAS DAY! Indonesia U-19 vs Meksiko di Toulon Cup Prancis 2022, Laga Penentu ke Semifinal

Dia harus mencari sebuah goa di bagian barat pulau Jawa sebagai tempat bermukim baginya untuk menyebarkan ajaran Islam.

Ketika waktu ashar tiba, tanpa diduga seberkas cahaya menerpa wajah Syekh Abdul Muhyi lalu cahaya itu menghilang.

Kejadian yang sangat cepat itu diketahui oleh Syekh Abdul Rauf, sehingga dia teringat ilham yang pernah diterimanya.

Syekh Abdul Rauf yakin bahwa cahaya itu merupakan sebuah tanda kewalian dari Syekh Abdul Muhyi.

Usai kejadian itu, Syekh Abdul Rauf segera mengajak Syekh Abdul Muhyi ke Aceh dan memerintahkannya pulang ke Ampel.

Baca Juga: Indonesia Masters 2022 Bisa Disaksikan Penonton, Tahun Lalu Indonesia Tanpa Gelar Juara

Syekh Abdul Rauf memberi tugas kepada Syekh Abdul Muhyi agar dia mencari gua untuk menetap dan menyebarkan Islam di sana. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Youtube A'az Ibad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x