Populasi Sapi Pasundan di Jabar Berkurang Tergerus Alih Fungsi Lahan

- 26 Januari 2021, 09:00 WIB
Sapi Pasundan jantan
Sapi Pasundan jantan /Kodar Solihat/DeskJabar

PORTAL MAJALENGKA - Populasi sapi pasundan yang merupakan salah satu kekayaan ternak lokal Indonesia yang telah dipelihara secara turun-menurun oleh masyarakat peternak Jawa Barat (Jabar) sebagai sumber penghidupan, tergerus oleh alih fungsi lahan untuk kepentingan industri.

"Kalau populasi pas zaman Gubernur Ahmad Heryawan itu 35 ribu lebih itu tahun 2017, tapi kalau sekarang itu sekarang hampir 20 sampai 25 ribuan. Kenapa demikian karena sudah banyak alih fungsi lahan. Seperti pembangunan kawasan industri," kata Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Aida Rosana, Senin.

Aida menuturkan alih fungsi lahan tersebut membuat para peternak sapi pasundan tidak bisa berternak lagi padahal jenis sapi tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jenis sapi lainnya seperti lebih tahan terhadap faktor cuaca dan dagingnya lebih berkualitas.

Baca Juga: Terkait Perpanjangan PPKM, Pemkab Bekasi Tunggu Keputusan Pemprov Jabar

Menurut dia, Pemprov Jabar bertekad akan terus melakukan pengembangan terhadap Sapi Pasundan agar bisa menggenjot kembali populasi sapi tersebut walaupun pada tahun lalu terhambat oleh perubahan (refocusing) anggaran untuk penanggulangan Covid-19.

"Kita akan kembangkan, tapi tadinya mau 2020, tapi karena ada refocusing, jadi kita ingin mengembangkan sapi pasundan di Kabupaten kuningan dan Kabupaten Garut," kata dia.

Pengembangan Sapi Pasundan salah satunya dilakukan dengan membangun klaster khusus pengembangan sapi tersebut yang rencananya akan dibangun di Kabupaten Kuningan.

Baca Juga: Terus Bertambah, Pasien Positif Covid-19 di Karawang Kini Menjadi 1.120 Orang

Ia menuturkan Kabupaten Kuningan termasuk ke dalam 11 daerah sebaran sapi pasundan di Jawa Barat, khususnya Kecamatan Cibingbin yang saat ini memiliki populasi sapi pasundan sekitar 5.000 ekor melalui pemeliharaan intensif dan semiintensif.

"Kita sudah rapat penetapan sumber bibitnya, udah mulai ke arah itu sehingga banyak. Karena masih di 11 kabupaten dan makin sedikit jumlahnya. Ini harus diselamatkan karena ini hasil sumber daya genetik asli lokal Jabar," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini kebutuhan daging sapi di Jabar mencapai 195 ribu ton setara dengan 1 juta ekor lebih per tahunnya.

Baca Juga: Komunitas Pemuda Kampung Kaputren Putridalem Serahkan Bantuan Untuk Korban Longsor Sumedang

"Karena kan di kita banyak hotel restoran mungkin memang dengan pandemi COVID-19 ini agak menurun tapi kita belum dapat data berapa pengurangannya. kita ini penyediaannya ini dari sapi lokal Jabar ini hanya 9 hingga 10 persen. 90 persen harus impor, baik antar pulau maupun sapi bakalan dan daging impor," kata dia.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x