INILAH Sosok Tjetjep Heriyana, Legenda Balap Motor Jawa Barat, Dapat Kado Nonton Langung MotoGP 2022 Mandalika

18 Maret 2022, 22:05 WIB
INILAH Sosok Tjetjep Heriyana, Legenda Pembalap Motor Jawa Barat, Dapat Hadiah Nonton Langung MotoGP 2022 Mandalika /

PORTAL MAJALENGKA – Tjetjep Heriyana seorang pria tua renta yang akan berulang tahun ke-83 pada 26 Maret 2022 mendatang.

Pada ulang tahun Tjetjep Heriyana kali ini terasa sangat spesial, sebab dia akan melihat secara langsung sebuah sejarah kebangkitan Indonesia yang kembali menggelar MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok.

Perasaan bahagia Tjetjep Heriana tak bisa terbendung, sebab tiket nonton MotoGP di Sirkuit Mandalika diberikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sebagai kado ulang tahunnya.

Baca Juga: Nonton MotoGP Langsung di Mandalika, Kado Ultah ke-83 Legenda Balap Jawa Barat Tjetjep Heriyana dari Kang Emil

Pada Kamis 17 Maret 2022, Tjetjep bersama anak dan cucunya berangkat ke Lombok untuk menonton MotoGP di Sirkuit Mandalika.

Lalu, siapakah sosok Tjetjep Heriyana yang membuat seorang Ridwan Kamil memberikan apresiasi begitu tinggi?

Menurut Ridwan Kamil, Tjetjep pernah mengharumkan nama Indonesia di ajang balap motor pada 1970-an.

Baca Juga: ASAL-USUL PRABU SILIWANGI dan Kisah Syekh Quro Menikahkan Nyai Subang Larang (3)

"Pak Tjetjep ini orang yang punya minat kuat di bidang otomotif. Prestasi beliau diakui dunia. Jadi, ini bentuk apresiasi dari kami untuk beliau yang sudah sangat berjasa membawa nama negara," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Prestasi tertinggi Tjetjep adalah juara 3 Grand Prix Macau pada 1970.

"Dulu saya pernah juara tiga di Macau," kata Tjetjep pada Kamis 17 Maret 2022.

Sejak berusia 13 tahun, Tjetjep sudah terlanjur cinta kepada balap motor. Secara otodidak, dia belajar banyak hal untuk mengasah kemampuan balapnya.

Baca Juga: Kejaksaan Tinggi DKIJakarta Mengamankan 1 Unit Kontainer Berisikan Minyak Goreng

Sampai-sampai, dia harus menuntut ilmu balap hingga ke Jerman dan Italia untuk belajar banyak hal mengenai mesin motor.

Selama menjalani karir sebagai pembalap, banyak trofi yang Tjetjep raih. Ketika ditanya jumlah medali dan trofi yang pernah diraih, ia mengaku tidak ingat seratus persen.

"Sekitar 110 medali. Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah," katanya.

Pada tahun 1974 Tjetjep mengalami perang batin, hingga akhirnya memutuskan pensiun dari dunia balap motor.

Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia, memastikan kondisi fisiknya tidak dapat lagi beradu cepat motor di sirkuit.

Meski begitu, Tjetjep tidak pernah betul-betul meninggalkan dunia balap motor sepenuhnya. Ia masih mengikuti perkembangan dunia balap motor, mulai dari pembalap yang beradu cepat di MotoGP, perkembangan mesin motor balap, sampai Sirkuit Mandalika.

"(Sirkuit Mandalika) ini luar biasa. Ini salah satu yang terbagus. Ada laut, ada gunung. Itu jadi antik. Sama kayak Macau," ucapnya.

Selain indah, Sirkuit Mandalika bisa memotivasi pembalap-pembalap Indonesia untuk menorehkan prestasi di kancah internasional.

Apalagi, kata Tjetjep, pembalap-pembalap motor Indonesia pada 1970-an selalu diperhitungkan negara lain. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler