Kematian Kasus Covid-19 India 2 Mei 2021 Melonjak hingga Rekor 3.689 Orang

2 Mei 2021, 21:53 WIB
Jenazah seseorang yang meninggal karena Covid-19 terbaring di tumpukan kayu pemakaman saat kremasi massal di tempat krematorium New Delhi, India, 1 Mei 2021. /Adnan Abidi/REUTERS

PORTAL MAJALENGKA - Kasus Covid-19 India terbaru turun sedikit pada Minggu, 2 Mei 2021. Tetapi kematian akibat Covid-19 melonjak hingga rekor 3.689 orang.

Akibat lonjakan kematian itu, satu negara bagian lagi dikunci. Karena sistem perawatan kesehatan negara yang tersebut tidak dapat mengatasi beban kasus Covid-19 India yang besar-besaran.

Sebanyak 392.488 kasus Covid-19 India terbaru dilaporkan dalam 24 jam terkahir. Sementara pada Sabtu, 1 Mei 2021, tercatat lebih dari 401.993 kasus Covid-19.

Baca Juga: Kader Ansor Kabupaten Cirebon Bagikan Masker dan Takjil untuk Pengguna Jalan, Peringati Harlah Ke-87

Saat ini total kasus Covid-19 India menjadi 19,56 juta. Sejauh ini, virus tersebut telah menewaskan 215.542 orang.

Rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium India kewalahan. Karena negara tersebut telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus setiap hari selama lebih dari 10 hari berturut-turut.

Banyak keluarga yang harus berjuang sendiri untuk mendapatkan obat-obatan dan oksigen. Puluhan orang telah meninggal dalam sepekan terakhir karena kekurangan oksigen di rumah sakit di New Delhi saja.

Baca Juga: Hajar Benevento 2-0, AC Milan Langsung Naik ke Posisi Dua

Hampir 10 negara bagian dan wilayah persatuan India telah memberlakukan beberapa bentuk pembatasan. Bahkan, ketika pemerintah federal tetap enggan untuk memberlakukan kuncian nasional.

Negara bagian timur Odisha menjadi yang terakhir mengumumkan penguncian dua minggu, bergabung dengan Delhi, Maharashtra, Karnataka, dan Benggala Barat. Negara bagian lain, termasuk Uttar Pradesh, Telangana, Assam, Andhra Pradesh, dan Rajasthan telah memberlakukan jam malam atau penguncian akhir pekan.

Surat kabar Indian Express melaporkan pada hari Minggu bahwa gugus tugas Covid-19 negara itu telah menyarankan pemerintah federal untuk memberlakukan kuncian nasional.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Bismillah Cinta dari Ungu feat Lesti Kejora yang Lagi Trending

KETAKUTAN TERKUNCI

Bulan lalu Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, semua upaya harus dilakukan untuk menghindari penguncian.

Pemerintah federal khawatir penguncian lain akan berdampak buruk pada ekonomi. Lockdown yang diberlakukan tahun lalu setelah wabah Covid-19 pertama menyebabkan hilangnya pekerjaan karena output ekonomi turun 24 persen pada April-Juni 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: BNPB: Sepanjang Januari-April 2021, Indonesia Alami 501 Kali Bencana Banjir

Lonjakan besar kasus juga telah menyebabkan kekurangan staf medis dan, menurut laporan media, pemerintah berencana untuk memberi insentif kepada mahasiswa kedokteran dan perawat untuk membantu di fasilitas Covid-19.

Dengan sistem kesehatan India yang terguncang dan ketidakhadiran di tempat kerja melonjak, karena staf jatuh sakit atau merawat kerabat, bantuan internasional mulai mengalir masuk.

Pada Minggu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, akan mengirim lebih banyak ventilator ke India dalam waktu dekat.

Baca Juga: Seorang Bocah Lima Tahun Meninggal Akibat Tertimbun Material Longsor di Sukabumi

Negara-negara termasuk Amerika Serikat telah mengirimkan peralatan oksigen kritis, terapi, dan bahan mentah untuk produksi vaksin.

Pemerintah Modi telah dikritik karena membiarkan jutaan orang yang sebagian besar tidak bertopeng menghadiri festival keagamaan dan rapat umum politik yang ramai di lima negara bagian hingga Maret dan April. Kasus harian di negara bagian ini telah melonjak sejak saat itu.

Reuters melaporkan pada Sabtu bahwa forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru dan lebih menular dari Covid-19 yang terjadi di negara itu.***

Editor: Husain Ali

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler