PORTAL MAJALENGKA - Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami lebih dikenal sebagai Abu Nawas adalah seorang Pujangga Arab yang hidup pada zaman Raja Harun Al-Rasyid.
Abu Nawas dilahirkan di kota Avast Persia, dan darah Arab serta persia mengalir di tubuhnya.
Abu Nawas terkenal dengan kecerdasan dan kecerdikannya dalam memecahkan masalah yang pelik di masyarakat, sehingga dirinya dipercaya menjadi penasihat kerajaan.
Suatu ketika Syekh Maulana Ayah Abu Nawas mengalami sakit parah dan hendak meninggal dunia.
Kemudian Dia menyuruh Abu Nawas untuk datang menemuinya. Abu Nawas pun datang menemui ayahnya yang sudah dalam keadaan lemah itu.
Melihat anaknya sudah berada di sebelahnya, Sang ayah berkata kepada Abu Nawas
"Hai anakku Aku sedang sakit parah dan mungkin akan segera mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan kiriku,"
Baca Juga: LINK LIVE STREAMING dan Susunan Pemain Maccabi Haifa vs PSG di Matchday Kedua Liga Champions
Abu Nawas pun segera menuruti permintaan terakhir sang ayah, Ia mencium kedua telinga ayahnya yang hanya bisa terbaring itu
"Bagaimana anakku, apakah sudah kau cium," tanya sang ayah.
"Sudah bapak," jawab Abu Nawas dengan nada yang halus.
"Ceritakan sejujurnya baunya kedua telingaku ini," kata sang ayah.
"Aduh Pak saya sangat heran telinga sebelah kanan Bapak berbau harum sekali, tetapi telinga sebelah kiriku baunya sangat busuk," jawab Abu Nawas terheran-heran.
"Anakku Abu Nawas, apakah engkau tahu penyebab itu bisa terjadi?," tanya sang ayah yang ingin menjelaskan sesuatu.
"Wahai bapakku ceritakan hal itu kepada anakmu ini," kata Abu Nawas.
Dengan keadaan yang semakin lemas itu Sang ayah lalu bercerita kepada Abu Nawas.
"Baiklah anakku Abu Nawas. Suatu hari dua orang datang kepadaku dengan tujuan untuk mengadukan masalahnya, akan tetapi saya hanya mendengar orang pertama dari keduanya sedangkan orang kedua tidak saya dengar karena saya tidak menyukainya. Wahai anakku hal ini merupakan resiko menjadi seorang Qadhi atau penghulu. Jika kelak engkau ingin menjadi Qadhi maka engkau akan mengalami hal yang sama. Akan tetapi jika engkau tidak ingin menjadi Qadhi, maka berilah alasan yang masuk akal agar tidak terpilih sebagai Qadhi oleh Baginda Raja Harun Al-Rasyid," jelas Sang ayah.
Baca Juga: Liga Champions: Link Streaming hingga Prediksi Skor Juventus vs Benfica
Hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan Abu Nawas menjadi pura-pura gila di hadapan Baginda Raja.
Abu Nawas tidak ingin menjadi seorang Qadhi, maka Ia menghindarinya dengan melakukan hal-hal konyol di depan Baginda Raja Harun Al-Rasyid.
Namun, walaupun tidak menjadi Qadhi, Abu Nawas tetap menjadi orang kepercayaan Baginda Raja untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Demikian kisah kecerdikan dan kelucuan Abu Nawas dalam menghadapi permasalahan.***