Penamaan pusat budaya tersebut mengkespresikan penghormatan kepada komposer Ismail Marzuki, berdarah Betawi kelahiran Jakarta 1 Mei 1914.
Sepanjang hidupnya Ismail Marzuki menciptakan 250 judul lagu. Banyak di antaranya hingga kini terus dinyanyikan.
Baca Juga: Viral Roasting Anies Basweda Gubernur DKI, Ini Profil Kiky Lapor Pak
Bahkan di sekolah-sekolah dulu sempat ramai diajarkan berbagai lagu karya Ismail seperti Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Halo-halo Bandung, Indonesia Pusaka.
Nama asli Ismail Marzuki sebenarnya adalah Ismail. Namun karena ayahnya bernama Marzuki maka dia kerap disebut Ismail bin Marzuki atau Ismail Marzuki. Dalam pergaulan sehari-hari Ismail sering dipanggil Mail atau Maing.
Mail dilahirkan di kampung Kwitang, di kawasan Senen Jakarta Pusat. Bakat musiknya sangat menonjol. Di usia 17 tahun Mail mampu menciptakan lagu yang diberinya judul "O Sarinah" di tahun 1931.
Di tahun 1947 ketika Belanda kembali menguasai Radio Republik Indonesia (RRI) Ismail Marzuki meninggalkan pekerjaan dan jabatannya di tempat itu.
Lagu ciptaannya, Rayuan Pulau Kelapa, pernah dijadikan lagu penutup siaran TVRI di masa pemerintahan Orde Baru.
Usia Ismail Marzuki tidak cukup panjang. Dia meninggal dunia pada 25 Mei 1958 di kediamannya di Kampung Bali kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.
Penyakit paru-paru menggerogotinya. Ismail Marzuki dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.