Network
PORTAL MAJALENGKA-Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menjawab keresahan masyarakat dengan memberikan beberapa saran bagi pengguna (user) yang telah memberikan datanya kepada sejumlah pengelola.
Alfons tidak menyalahkan jika pengguna atau user memberikan datanya kepada pengelola seperti layanan telekomunikasi, layanan pesan-antar, hingga perbankan.
Namun menurut Alfons, saat ini masyarakat harus lebih waspada dan memiliki anggapan bahwa data yang diberikan ke berbagai layanan yang digunakan "sudah bocor".
Baca Juga: Kronologis Pesawat Batik Air Rute Jakarta-Denpasar Tabrak Garbarata di Bali
"Orang Indonesia perlu punya asumsi bahwa datanya 'sudah bocor'. Sehingga, jangan lakukan hal-hal penting dengan gunakan data-data yang sudah bocor ini," kata Alfons saat dilansir dari ANTARA pada Minggu.
"Misalnya, kalau kita buat username dan password, hindari gunakan data-data yang sudah bocor. Seperti misalnya KTP sudah bocor, jadi nama, NIK, tempat dan tanggal lahir (juga bocor). Maka, jangan bikin pin pakai data lahir kita karena nanti mudah tertebak. Jangan bikin password dari tempat dan tanggal lahir, itu mudah ditebak karena datanya sudah bocor," ujarnya menambahkan.
Alfons berharap data yang sudah terlanjur diberikan tidak disalahgunakan karena sebagai pengelolaan layanan sudah seharusnya menjaga keamanan data yang diberikan oleh user.
Baca Juga: Selat Sunda Diguncang Gempa, Getarannya Sampai di Dalam Rumah, Seperti Truk Melintas
Alfons juga menegaskan bahwa keamanan data pengguna menjadi tanggungjawab bersama.
