Konsistensi Wajah Kapitalisme dengan Presiden Baru

- 12 November 2020, 05:00 WIB
Joe Biden Menang Pilpres AS, Warga AS Heboh Lakukan Ini /twitter @@BrookeZaunerTV/
Joe Biden Menang Pilpres AS, Warga AS Heboh Lakukan Ini /twitter @@BrookeZaunerTV/ /Ringtime Bali

Oleh: Risma Aprilia (Aktivis Muslimah Majalengka)

Presiden terpilih Joe Biden menyatakan kini "waktunya untuk menyembuhkan" Amerika yang terpecah belah, bahkan ketika Presiden Donald Trump menolak untuk menyerah dan terus maju dengan gugatan hukum terhadap hasil pemilu.

"Warga bangsa ini telah berbicara. Mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan," kata Biden kepada pendukungnya, dalam pidato pertama setelah kemenangannya, di Wilmington, Delaware.

Kemenangan Biden pada Sabtu (7/11) di Pennsylvania menempatkannya di atas ambang 270 suara Electoral College yang ia butuhkan untuk meraih kursi kepresidenan.

Baca Juga: Menyambut hari ayah Nasional, 3 Hal Ini Bisa Buat Ayah Merasa Spesial

Sebagai presiden, Biden berjanji ia akan berusaha untuk menyatukan negara dan "mengerahkan kekuatan kepatutan" untuk memerangi pandemi COVID-19, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan untuk keluarga Amerika, dan membasmi rasisme sistemik. (www.antaranews.com, 8/11/2020)

Biden yang dikenal sebagai sosok religius menaruh harapan besar kepada umat Islam, terkhusus warga Muslim yang tinggal di sana, karena dalam visinya mengatakan akan sungguh-sungguh memperlakukan umat Islam sebagaimana mestinya, seperti umat agama besar lainnya.

Karena pada masa pemerintahan Trump umat Islam diperlakukan tidak adil. Bahkan Trump secara terang-terangan menyatakan kebenciannya kepada Islam.

Baca Juga: Apa Kabar Perda Pesantren?

Namun pada faktanya Amerika sendiri merupakan sebuah negara yang menganut ideologi Kapitalisme, yang memiliki asas Sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Sistem ini akan melahirkan jiwa kolonial pada setiap pemimpinnya.

Mejajah kekayaan negara kaum Muslimin termasuk Indonesia berupa Sumber Daya Alam dengan dalih kerja sama, tidak pernah lepas dari watak asli sistem Kapitalisme.

Bahkan konflik-konflik dan perang di dunia pun diciptakan oleh para pemimpin AS yang sebelum-sebelumnya. Demi melanggengkan penjajahan atas negara lain.

Baca Juga: Mereka yang  Tak Kenal Lelah Mencegah Penularan Penyakit Melalui Vaksin  

Bergantinya pemimpin dengan karakter berbeda tidak akan memberikan pengaruh pada arah perbaikan tatanan dunia selama sistem yang diterapkan masih Kapitalis Sekularis.

Percuma jika umat Islam berharap ada keberpihakan pada Islam setelah nanti dilantiknya Biden sebagai Presiden baru AS.

Karena dalam Demokrasi, kampanye hanya alat mengumpulkan suara. Kampanye bukan janji yang bisa dimintai pertanggung jawaban.

Baca Juga: Niat Cari Ikan, Warga Malah Temukan Mayat Bayi di Sungai Kalikuto

Otomatis kebijakan yang dibuat pun tidak akan jauh berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya.

Sudah saatnya umat Islam berhenti berharap pada sistem Kapitalis Sekularis. Karena hanya sistem Islam yang dapat memberikan perubahan lebih baik secara global.

Dalam Islam tidak ada diskriminasi terhadap umat agama lain. Islam agama yang mulia dan memuliakan manusia.

Baca Juga: Mengabdikan Diri untuk Merawat Anak Negeri dari Pandemi

Terbukti saat Konstantinopel berhasil di taklukkan oleh Muhammad Al-Fatih. Warga negaranya yang beragama Nasrani, tidak serta-merta di usir atau diperlakukan semena-mena.

Justru mereka diberi kebebasan untuk tetap tinggal di sana dengan tetap patuh pada peraturan Islam yang diterapkan, tanpa sedikitpun merugikan mereka.

Mereka diperlakukan sama seperti warga negara Islam yang lain, tidak ada diskriminasi. Karena memang Islam agama sekaligus sistem yang memberikan kemaslahatan serta rasa aman pada setiap warga negaranya.

Baca Juga: Berkenalan Lewat Facebook, Seorang Pria Beristri Cabuli ABG di Rumahnya

Al-Qur'an menjadi sumber hukum dalam pemerintahan, yang mana Al-Qur'an merupakan Kalamullah, disampaikan oleh manusia mulia kepada seluruh umatnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)

Wallahu'alam bishawab.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah