Majalengka Mulai Dihantui Masalah Klasik Bernama Banjir

- 10 Januari 2021, 05:00 WIB
Hasanudin, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Hasanudin, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon /

Rusaknya daerah hulu yang merupakan daerah resapan air, menyebabkan persoalan di  hilir sulit teratasi. Sehingga cakupan banjir di hilir sungai Cibuaya setiap tahun semakin meluas. Masalah ini sebenarnya terjadi sejak beberapa tahun lalu.

Persoalan daerah resapan air semakin diperparah dengan alih fungsi lahan di wilayah hulu sungai.

Terkait penangan banjir, penulis menyarankan agar penanggulangan banjir di Majalengka untuk segera dievaluasi. Termasuk evalusi di bidang tata ruang dan perencanaan pembangunan di wilayah tersebut.

Wakil Bupati Majalengka meninjau lokasi areal persawahan yang banjir di kecamatan Jatitujuh
Wakil Bupati Majalengka meninjau lokasi areal persawahan yang banjir di kecamatan Jatitujuh

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Terima Vaksin Covid-19, Ini Jawaban Vaksinolog

Dibutuhkan masterplan perencanaan yang matang untuk wilayah tersebut. Apalagi, di Desa Jatitengah rencananya akan dibangun pabrik. Tentu bisa dibayangkan.

Pematangan masterplan tidak bisa dilakukan hanya dalam kurun waktu 10 tahun. Perubahan itu butuh waktu 25 tahun.

Masterplan drainase tiap daerah masing-masing memiliki perbedaan. Akan tetapi perbedaan itu harus disesuaikan dengan DAS-nya masing-masing. Harus bersama-sama mengacu pada drainase sungai masing-masing.

Baca Juga: Untuk Pastikan Platform Aman, Facebook Miliki Empat Senjata

Kita seringkali dilanda bencana banjir, terutama di daerah-daerah yang rawan banjir. Meski sudah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghalau banjir datang, tetap saja banjir ini menghantui kita.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x