Bosen Uang Kembalian Diganti sama Permen? Coba Beberapa Alternatif Ini!

16 September 2020, 12:53 WIB
Ilustrasi permen gummy.*/PIXABAY.COM /

 

 

Uang kembalian yang diganti oleh permen, biasanya kalau uang kembalian dalam jumlah kecil, mulai dari Rp 1000 kebawah.

Si pembeli tidak mungkin menawarkan kembalian diganti dengan permen jika jumlah kembaliannya diatas Rp 5000.

Sebagai ilustrasi, Saya pernah beli bensin eceran di pinggir jalan.

Baca Juga: Selain di Lampu Merah, 6 Karakter Orang Majalengka Ini Juga ada Ketika Antrian di Pom Bensin

Transaksi pembelian saya lakukan sebagaimana biasa: membayarkan uang, lalu menunggu uang kembalian.

Tapi, ah, dasar orang-orang kita ini lucu, si ibu penjual bensin kembali dengan lima bungkus permen jahe, lalu berkata, “Ini, Kang, kembaliannya.”

Dengan melepaskan fakta bahwa saya sesungguhnya nggak suka permen jahe (sukanya kamu hehe), saya pun bertanya-tanya dalam hati: masih zaman, ya, ngasih kembalian berupa permen???.

Untuk mengihndari kebosanan kaum pembeli—kali ini  Penulis ingin memberikan alternatif apa-apa saja yang bisa dijadikan kembalian selain permen. Penasaran?

Baca Juga: Jika ke Majalengka, Waspadai 7 Tipe Manusia Ini Ketika Bertemu di Lampu Merah

1. Uang

Menurut Pasal 23 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, mengubah uang kembalian pakai permen (atau benda apa pun selain uang) merupakan aktivitas ilegal karena dianggap tidak menghormati rupiah sebagai alat tukar yang sah digunakan di Indonesia.

Bahkan, Bank Indonesia juga telah mengimbau seluruh toko dan ritel untuk tidak lagi memberlakukan kebijakan kembalian pakai permen dan barang lain.

Jadi, yaaaa, uang kembalian yang paling hakiki, ya, jelas uang rupiah. 

Baca Juga: Inilah Enam Alasan yang Dilontarkan Ketika Kalah Main PES

2. Jasa Parkir

"Kau datang disaat aku mau pergi. Sebaliknya saat aku datang kau tidak ada".

Itulah filosofi tukang parkir. Bekerja samalah dengan tukang parkir untuk melaksanakan poin ini.

Pada titik kembalian tertentu, alih-alih memaksakan diri mencari permen jahe atau permen apa saja di laci uang, lebih baik kamu menimbang-nimbang apakah pembelimu berhak mendapatkan layanan parkir gratis sebagai ganti uang kembalian.

Baca Juga: Kematian

Yah, setidaknya, dengan cara ini, pembeli-pembeli tadi tidak akan kaget kalau nanti pas lagi mundurin motor keluar area toko, tiba-tiba disamperin tukang parkir.

Waktu dimintai bayar tarif parkir, dengan sombongnya pun mereka bisa berkata, “Maaf, Mas, saya dapat privilege parkir gratis.” Mantap!

Baca Juga: Bupati yang Memimpin dan Pemilih yang Cerdas

3. Kacang Goreng

Bagi penjual, hal ini no problem, dengan kata lain, justru ia mampu meraup keuntungan lebih. Mengapa tidak?! sebagian barang dagangannya laris manis.

Namun bagaimana dengan konsumen? Tentunya, jika ia bermaksud menggunakan sisa uang tersebut untuk kepentingan lain, ia mesti merogoh koceknya lagi. Disadari atau tidak konsumen cenderung dirugikan.

Permen sering dipilih sebagai pengganti uang kembalian karena ia kecil, mungil, dan cocok dengan lidah banyak orang.

Baca Juga: Perilaku Pemimpin Islam; Sebuah Cermin

Tapi nyatanya, tak seluruh masyarakat Indonesia fine-fine saja dengan rasa yang terlalu kecut, terlalu pedas, atau terlalu manis.

Alternatifnya, kenapa tidak coba kacang saja dalam plastik kecil-kecil, lalu hargai per bungkusnya 200 perak?

Selain melatih jiwa katering (karena kacang sering dijadikan snack dalam kotak berkat kondangan), kamu juga bisa memberi pilihan para pembeli kelak: mau dikasih permen yang manis atau kacang yang asin?

Baca Juga: KPI dan KPID Tidak Hanya Jadi Pengawas Penyiaran Di Media Mainstream, Tapi Mencakup Media Sosial

4. Senyum Penjual

Pepatah mengatakan, "Senyum adalah garis lengkung yang bisa meluruskan persoalan".

Ada lagi sebuah petuah yang tak habis dimakan zaman adalah “senyum adalah sedekah”, sedangkan sedekah itu sendiri berarti pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya.

Pada konteks kembalian, mereka yang berhak menerima tentu adalah pembeli yang uangnya berlebih, bukan?

Baca Juga: Turis Tidak Datang Gratis

Dengan demikian, bisalah si penjual kiranya membagikan “sesuatu” yang mudah, murah, dan terjangkau: senyum manis yang menghujam jantung dan hati terdalam.

Sungguh langkah yang praktis dan manipulatif demi mengatasi uang kembalian yang nggak tahu harus dibayar pakai apa!***

 

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler