Network
Baca Juga: Beasiswa S1 PJJ PAI IAIN Syekh Nurjati Cirebon Masih Dibuka, Berikut Waktu dan Syarat Pendaftarannya
“Ada belasan anak-anak dan pemuda Cikeusal yang kami latih hadroh dan tari Manuk Dadali. Kami juga belajar mengelola produk UMKM kepada para pengrajin,” katanya.
Sabar dan istiqomah. Kata itulah yang pantas digambarkan para mahasiswa KKN selama membina anak-anak muda setempat. Setiap dua hari sekali anak-anak dan pemuda dilatih seni hadroh dan tari Manuk Dadali. Menurut Khaerul, mereka sangat antusias mempelajari.
“Saya optimistis, sepulang kami dari kegiatan KKN nanti, mereka bisa berlatih mengembangkannya secara mandiri,” ujarnya.
Selain pembinaan seni, lanjut dia, para mahasiwa juga intens mendatangi pengrajin UMKM makanan Opak Singkong. Mereka mendekat dan bertanya kepada pengrajin tentang cara memproduksi dan menjualnya. Hingga di hari berikutnya, mereka mendapat kesempatan belajar praktik memproduksi.
“Kami sudah belajar memproduksi dan menjualnya. Alhamdulillah sedikit-dikit mulai bisa. Meskipun tidak mudah mempelajarinya,” ungkapnya.
Baca Juga: MENAKJUBKAN! Jenggot Habib Ja’far Alkaff Terus Berdzikir Walaupun Jasadnya Tidur: Keramat Para Wali
Menurut Khaerul, Opak Singkong adalah salah satu produk UMKM unggulan di Cikeusal. Pasalnya, banyak konsumen luar desa yang datang ke Cikeusal untuk membeli ribuan bungkus Opak.
Salah seorang pengrajin Opak Bu Saminah misalnya, dalam seminggu mampu menjual 1000 bungkus opak kepada pengepul asal Desa Bobos, Dukupuntang.
“Harganya pun ekonomis, untuk satu bungkus berisi 100 keping opak hanya dibandrol sebesar Rp20 ribu,” ujarnya.
