PORTAL MAJALENGKA - Kisah Sunan Gunung Jati dalam mengajak Kakeknya Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi untuk masuk Islam dikisahkan dalam sebuah naskah Babad Tjirebon.
Ajakan Sunan Gunung Jati terhadap Prabu Siliwangi untuk memeluk agama Islam terdapat pada sub berjudul Burak Pajajaran.
Dalam Sub Bab berjudul Burak Pajajaran inilah diceritakan bagaimana Sunan Gunung Jati bersama Pangeran Cakra Buana mengajak Prabu Siliwangi untuk memeluk Islam.
Baca Juga: Dikeluhkan Para Pembalap, Sirkuit Mandalika Bakal Diaspal Ulang, Ini Waktu Pelaksanaannya
Di dalam naskah Babad Tjirebon sendiri bertuliskan dengan aksara Arab pegon berbahasa Cirebon madya, yang dialih-aksarakan oleh Pangeran Sulaiman Sulendraningrat, yang dinamai Babad Tanah Sunda.
Dalam bab ini menggambarkan bagaimana usaha Sunan Gunung Jati mengislamkan Maharaja Pajajaran Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maha Raja.
Dikisahkan bahwa Pangeran Cakra Buwana memberitahu Sunan Gunung Jati bahwa Maharaja Pajajaran Prabu Siliwangi telah mengutus enam puluh orang di bawah pimpinan Ki Jagabaya yang setelah sampai di Cirebon.
Baca Juga: Hasil Europa League: Barcelona Ditahan Imbang Napoli, Gol Ferran Torres Jaga Asa Barcelona
Diceritakan bahwa utusan Prabu Siliwangi ini malah memeluk Islam. Karena itu, sudah waktunya Prabu Siliwangi diislamkan.
Lalu Pangeran Cakra Buana beserta Sunan Gunung Jati pergi ke Keraton Pajajaran. Namun Ternyata, sebelum Pangeran Cakra Buana dan Sunan Gunung Jati sampai di Pakuan Pajajaran, Prabu Siliwangi telah dipengaruhi oleh Ki Buyut Tali Barat agar tidak memeluk Islam.
Bahkan, suasana keraton dibikin menjadi seperti hutan belantara. Namun, Pangeran Raja Sengara dan Prabu Siliwangi malah berkenan masuk Islam.
Sedangkan Patih Argatala dan pengikut raja yang lain enggan memeluk Islam. Adipati Siput dan pengikutnya juga enggan memeluk Islam.
Mereka meninggalkan keraton dan tinggal di hutan belantara.
Bagian Burak Pajajaran ini secara deskriptif menggambarkan pula bagaimana putri Prabu Siliwangi yang bernama Dewi Balilayaran beserta suaminya, putra Raja Galuh, mendirikan kerajaan baru dengan ibukota di luar ibukota Pajajaran di Pakuwan. Raja kerajaan baru itu dikenal dengan sebutan Sunan Kabuaran.
Bagian Burak Pajajaran ini juga mencatat tentang delapan belas orang keluarga Prabu Siliwangi yang lari dari keraton Pakuwan Pajajaran dan menjadi penguasa kecil di berbagai daerah, seperti
Sunan Pajengan di Kuningan,
Sunan Mayak di Taraju,
Boros Ngora di Panjalu,
Raden Thetel di Gunung Bandung,
Raden Laweyan di Pasir Panjang, Sanghyang Pandahan di Ukur,
Sanghyang Kartamana di Limbangan, Sanghyang Sogol di Maleber,
Baca Juga: Tampil di Hadapan Direktur IMF, Anies Baswedan Pamer Sukses Mengubah Transportasi Jakarta
Sanghyang Mayak di Cilutung,
Dalem Narasinga di Kejaksan,
Dalem Naya di Ender,
Sunan Ranjam di Cihaur,
Liman Sanjaya di Sundalarang,
Prabu Sedanglumu di Selaherang,
Sanghyang Jamsana di Batulayang, Sanghyang Tubur di Panembong,
Sri Pohaci Putih di Kawali, dan
Taji Malela di Sumedang.
Baca Juga: Legenda Timnas Singapura Turut Soroti Kepindahan Pratama Arhan ke Liga 2 Jepang
Itulah kisah Sunan Gunung Jati dalam mengajak Prabu Siliwangi untuk ikut memeluk agama Islam, dan dalam Babad Tanah Sunda ini dituliskan bahwa Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi berkenan masuk Islam, Wallahu 'alam bishowab.***