PANGERAN JAYA KELANA Bikin Geger Kesultanan Cirebon, Putra Sunan Gunung Jati Akhirnya Diasingkan

1 Juli 2022, 11:30 WIB
PANGERAN JAYA KELANA Bikin Geger Kesultanan Cirebon, Putra Sunan Gunung Jati Akhirnya Diasingkan /Tangkapan layar YouTube Bung Fei

PORTAL MAJALENGKA - Karena kenakalan yang sudah sangat keterlaluan Pangeran Jaya Kelana pun diasingkan dari Kasultanan Cirebon oleh Sunan Gunung Jati sendiri.

Hal ini akibat dari ulah Pangeran Jaya Kelana putra Sunan Gunung Jati yang membuat geger kesultanan Cirebon karena ulah kenakalannya.

Berikut kisah tentang kenakalan Pangeran Jaya Kelana yang telah membuat geger kesultanan Cirebon, hingga diasingkan oleh Sunan Gunung Jati ayahnya sendiri.

Baca Juga: RA LILUR Salah Satu Wali Nyeleneh Cicit Mbah Kholil Bangkalan Madura yang Luar Biasa

Sunan Gunung Jati dengan Nyi Syarifah Baghdad memiliki dua putra yaitu Pangeran Jaya Kelana dan Pangeran Brata Kelana.

Kedua putra Sunan Gunung Jati dari istrinya Nyi Syarifah Baghdad ini memiliki watak yang sangat berbeda.

Pangeran Jaya Kelana dikenal dengan kenakalannya yang sangat luar biasa sedangkan Pangeran Brata Kelana dikenal anak yang sangat baik.

Kisah kenakalan putra Sunan Gunung Jati Pangeran Jaya Kelana terdapat di dalam Naskah sejarah kuno Mertasinga.

Baca Juga: Si Pemabuk Hanya Bertanya Ini tapi Bikin Syekh Abdul Qodir Menangis Tersungkur, Kisah Wali Allah

Diceritakan Pangeran Jaya Kelana dalam naskah Mertasinga adalah ia suka iri hati kepada anak saudagar kaya di Cirebon.

Anak-anak saudagar yang bergelimang harta, pakaiannya bagus-bagus, memiliki uang yang sangat banyak.

Sedangkan Pangeran Jaya Kelana yang anak Sultan Cirebon, justru malah diwajibkan hidup sederhana.

Oleh sebab itu Pangeran Jaya Kelana memutuskan untuk terjun dalam bidang perdagangan dan berhasil menjadi kaya.

Baca Juga: MUDZAFAR Baru Sadar Bahwa Dirinya Seorang Wali Allah, Setelah Diberi Tahu Sosok Ini

Namun harta yang dimiliki sang Pangeran ternyata tidak ada apa-apanya dibanding kan dengan saudagar yang memiliki kapal.

Para saudagar yang memiliki kapal akan melakukan kegiatan jual beli ke seberang, sehingga mendapatkan untung besar.

Pangeran Jaya Kelana yang merasa iri hati, kemudian meniatkan diri agar lebih hebat dari saudagar lainnya.

Pangeran Jaya Kelana pun memutuskan untuk berdagang dengan berlayar ke luar Pulau Jawa. Namun malang baginya yang ketika ditengah lautan kapalnya dihantam gelombang hingga hancur.

Baca Juga: SOSOK WALI BESAR Menyamar Jadi Penjual Tempe, Mbah Hamid Pasuruan Buka Misteri Kewaliannya

Semua dagangan Pangeran Jaya Kelana musnah seluruhnya, beruntung Pangeran Jaya Kelana masih bisa selamat dari maut.

Mendapati anaknya telah dianggap sudah cinta dunia, Ibunda sang pangeran Nyimas Rara Jati atau Syarifah Baghdad bersedih.

Nyi Syarifah Baghdad menasihati anaknya untuk tidak serakah dan tamak, dan tidak lagi berdagang hingga keluar pulau Jawa.

Setelah mendapatkan nasihat, Pangeran Jaya Kelana kemudian menurutinya dengan berhenti berdagang.

Baca Juga: SOEKARNO Bukan Orang Sembarangan, Dia Wali Allah, Kata Buya Arrazi

Hari-hari Pangeran Jaya Kelana kemudian dijalani dengan bermain, menikmati musik sambil menari-nari.

Hingga suatu ketika, saat Pangeran Jaya Kelana bersama temannya berkelana dan masuk Goa Siuk di Kaki Gunung Ciremai.

Pangeran Jaya Kelana beserta temannya masuk kedalam goa dan rupanya ia menghirup belerang hingga pingsan.

Pangeran Jaya Kelana lalu dibawa ke Istana, Setelah Pangeran Jaya Kelana sadar, ibundanya kembali menasehati.

Baca Juga: Kisah Para Wali, Mbah Kholil Berguru kepada Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari Santrinya Sendiri

Setelah mendapat nasihat Ibundanya itu, kemudian sang pangeran mencampakkan Rebana, serta alat-alat musik lainya.

Setelah dua kali mengalami kejadian buruk akibat tingkah lakunya itu kemudian pangeran Jaya Kelana dikisahkan Insaf.

Pangeran Jaya Kelana kemudian mau belajar namun baru beberapa kali belajar ia merasa sudah mahir dalam agama,

Pangeran Jaya Kelana kemudian mengajukan diri untuk menjadi Khotib Jumat di Masjid Kesultanan.

Baca Juga: NGERI! Kambing Mbah Sholeh Darat Memakan Harimau Besar: Kisah Keramat Wali Allah

Tentu saja permintaan ini tidak dapat ditolak. Namun apa yang dilakukan Pangeran Jaya Kelana justru membuat gempar seluruh Kesultanan Cirebon.

Pangeran Jaya Kelana menjadi Khotib dan Imam Jumat tidak sesuai dengan syariat dan tata-cara Shalat Jumat.

Sang Pangeran pun kemudian dianggap mencoreng Agama, dan dianggap batal menjadi Khotib oleh para ulama dan aulia.

Waktu kejadian, Sunan Gunung Jati tidak menyaksikan, karena sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Pajang.

Baca Juga: Perempat Final Malaysia Open 2022: Ganda Putra dan Ganda Putri Indonesia Sama-sama Sisakan Dua Pasangan

Para ulama Cirebon marah dan kemudian mengajukan tuntutan ke Kesultanan agar Pangeran Jaya Kelana dihukum.

Pangeran Jaya Kelana akhirnya dibawa ke pengadilan, namun tak ada satupun hakim yang berani memutuskan hukuman.

Hukuman apa yang tepat untuk dijatuhkan kepada pangeran, Mengingat waktu itu Sunan Gunung Jati sedang tidak ada.

Setelah Sunan Gunung Jati pulang. Ia kemudian menerima laporan tentang kenakalan putranya, yang membuat Sunan Gunung Jati menjadi murka dan mengadili putranya sendiri.

Baca Juga: Indonesia Punya 3 Provinsi Baru, Nih Daerahnya

Dalam pengadilan tersebut kemudian Sunan Gunung Jati menjatuhkan hukuman agar Pangeran Jaya Kelana diasingkan.

Demikianlah kisah Pangeran Jaya Kelana, yang akhirnya mendapatkan hukuman dari Sunan Gunung Jati untuk diasingkan dari kesultanan Cirebon, Wallahu a'lam bishawab.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Bung Fei

Tags

Terkini

Terpopuler