Perang Cirebon dengan Talaga, Bermula dari Kesalahpahaman

- 27 Agustus 2020, 07:00 WIB
/Portal Majalengka/Andra Adyatama

Keduanya kemudian diarak keliling wilayah kekuasaan Cirebon termasuk di wilayah Rajagaluh yang kala itu sudah menjadi bagian dari wilayah Cirebon.

Kebetulan wilayah Rajagaluh berbatasan dengan wilayah Kerajaan Talaga.

Baca Juga: Turis Tidak Datang Gratis

Arak-arakan pengantin Sunat anak Raja Cirebon itu digelar besar-besaran, bagian depan iring-iringan ditempati oleh tentara  dari Jawa, sementara barisan selanjutnya dari Demak.

Arak-arakan yang semarak itu tanpa sadar rupanya memasuki wilayah kekuasaan Talaga, sehingga orang-orang Talaga mengira negerinya akan di gempur orang Cirebon.

Mendapati hal tersebut pejabat Kerajaan Talaga yang mendapatkan laporan dari penduduk menghampiri rombongan arak-arakan disertai para Prajurit dari Talaga.

Baca Juga: Australia Uji Coba Antibodi Covid-19 Awal 2021

Akan tetapi manakala mereka menanyakan maksud dan tujuan orang-orang Cirebon memasuki daerah Talaga rupanya tentara barisan bagian depan Cirebon yang sejatinya diisi oleh orang-orang Demak diam saja,  tidak menjawab, mereka tidak mengerti bahasa Sunda.

Perilaku orang Cirebon yang memasuki wilayah Talaga tanpa izin serta diamnya orang  Cirebon manakala ditanya maksud dan tujuannya memasuki Talaga dianggap penghinaan oleh Talaga,

Maka selepas itu meletuslah perang Talaga dengan Cirebon.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x