7 Peningalan Belanda di Indonesia yang Masih Kokoh dan Bisa Dimanfaatkan

7 Agustus 2022, 12:56 WIB
Kampus ITB merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh dan bisa dimanfaatkan hingga sekarang. /Humas ITB

PORTAL MAJALENGKA - Bangsa Indonesia pastinya tidak akan mudah melupakan pengalaman pahit penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda.

Selain menjajah secara fisik selama 350 tahun, Belanda juga telah banyak mencuri kekayaan tanah Indonesia.

Setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia, mereka telah mewariskan banyak peninggalan yang masih bisa dimanfaatkan hingga saat ini.

Baca Juga: Brebes dan Tegal, Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 16)

Ada yang berupa museum, bendungan waduk, pabrik, perkebunan, sampai ke lembaga pendidikan.

Dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Larasati Channel, berikut ini adalah 7 peninggalan Belanda yang masih bermanfaat untuk bangsa Indonesia.

1. Bendungan Katulampa

Bendungan Katulampa adalah bangunan tua peninggalan Belanda yang terletak di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: KISAH PERLAWANAN di Balik Pembangunan Jalan Cadas Pangeran dan Aksi Heroik Pangeran Kornel

Bangunan ini mulai dioperasikan sejak tahun 1911. Tetapi untuk pembangunannya dimulai sejak tahun 1889, akibat banjir besar yang melanda pada tahun 1872.

Sampai saat ini, Bendungan Katulampa masih kokoh berdiri untuk memberikan peringatan dini dari air yang mengalir ke Jakarta.

Selain itu Bendungan ini juga dijadikan sebagai sarana irigasi terhadap lahan seluas 5.000 hektar yang terdapat di sisi kanan dan kiri bendungan.

Baca Juga: Kesaktian Walisongo, Sunan Kalijaga Berubah Wujud Jadi Pohon Asam saat Dikeroyok Gerombolan Perampok

2. Waduk Pacal di Bojonegoro

Waduk pacal berlokasi di Desa Kedungsumber Bojonegoro merupakan bangunan tua yang mulai beroperasi sejak tahun 1933.

Bendungan pacal terletak 35 km dari arah selatan Kota Bojonegoro dan memiliki luas sekitar 278 KM2 dengan kedalaman 25 M.

Waduk ini dibangun Belanda sebagai sarana pengairan terhadap sawah-sawah yang berada di sekitarnya.

Baca Juga: Kisah Lucu Abu Nawas Dipermainkan Sejumlah Keledai Hingga Bingung Sendiri

3. Jalan Raya Pos Anyer sampai Panurukan

Jalan Raya Pos merupakan jalan yang panjangnya kurang lebih 1.000 km dari Anyer sampai Panarukan.

Jalan raya ini dibangun pada masa penjajahan Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Herman William Daendels.

Hebatnya jalan yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa ini dibangun hanya dengan waktu satu tahun saja pada tahun 1808. Saat ini Jalan Raya Pos lebih dikenal dengan sebutan Jalan Pantai Utara atau Pantura.

Baca Juga: Keramat Habib Luthfi bin Yahya Wali Allah Muridnya Diganggu Dukun Sakti Apa yang Terjadi?

4. Pabrik Gula Gondang Baru di Semarang

Pabrik Gula Gondang Baru didirikan pada tahun 1860 oleh Belanda. Awalnya pabrik Gula Gondang Baru menggerakkan mesin produksi dengan turbin air.

Setelah James Watt menemukan teknologi mesin uap, Pabrik Gula Gondang Baru mengganti dengan turbin uap sebagai penggerak utama mesin. Hasilnya kapasitas penggilingan menjadi lebih besar.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan penjajah Jepang, pabrik ini juga ikut dikuasai Jepang dalam rentang waktu 1942-1945.

Baca Juga: BLAK-BLAKAN Mahfudz MD Kisahkan Misteri di Balik Lengsernya Gus Dur

5. Perkebunan Teh Gunung Gambir di Jember

Perkebunan teh Gunung Gambir berlokasi sekitar 48 km barat laut dari Kota Jember. Perkebunan ini merupakan, perkebunan peninggalan penjajah Belanda yang berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan Laut.

Daerah ini masuk kawasan lereng Argopuro yang sangat ideal untuk membuat teh pir yang diekspor ke Eropa sampai saat ini.

Perkebunan teh Gunung Gambir mampu memproduksi delapan varian teh yang berbeda. Teh itu dipetik dari tanaman teh yang mulai ditanam sejak tahun 1918, 1923 dan 1927.

Baca Juga: KISAH MISTIS Saat 100 Hari Wafatnya Gus Dur, Habib Luthfi Bin Yahya Buka Misterinya pada Mas Sastro

6. Gereja Katedral di Jakarta

Gereja Katedral atau yang memiliki nama resmi Santa Maria, merupakan sebuah Gereja Tua Katolik yang diresmikan pemerintah Belanda pada tahun 1901.

Gaya arsitektur megah khas Eropa yang ada di bangunan gereja ini didesain arsitek bernama Marius, yang merupakan arsitek kenamaan asal Belanda.

Awalnya gereja ini pada bagian menaranya, direncanakan berbentuk kubah. Karena faktor geografis Indonesia yang rawan gempa. Desain kubah tersebut diubah menjadi menara dari logam.

Baca Juga: Kisah Gus Dur Ungkap Tingkat Keramat Wali Pada Sosok Gus Miek

Kini bangunan yang terletak berdekatan dengan Masjid Istiqlal itu masih berdiri kokoh dan menjadi tempat beribadah bagi umat Katolik.

7. Institut Teknologi Bandung

Institut Teknologi Bandung atau ITB ini pada mulanya merupakan lembaga pendidikan peninggalan Belanda yang bernama teknis Hot School the Bandung.

Lembaga ini merupakan perguruan teknik pertama yang didirikan pemerintah Hindia Belanda pada 3 Juli 1920.

Baca Juga: Rasulullah Sampaikan Pesan Kepadanya: Kisah Pendeta Majusi yang Meninggal Bergelar Wali Allah

Perguruan tinggi ini didirikan Belanda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang saat itu menjadi sulit akibat pecahnya perang dunia ke-1

Saat ini ITB menjadi salah satu tujuan favorit anak-anak negeri dalam mengenyam bangku perkuliahan. Terutama mereka yang ingin mendalami ilmu teknik.

Itulah 7 peninggalan Belanda yang saat ini masih dimanfaatkan bangsa Indonesia meski berstatus peninggalan Belanda di setiap bangunan tersebut.

Baca Juga: Ini Jadinya Jika Wali Allah Digoda dan Diajak Tidur Oleh Seorang Wanita

Sesungguhnya hasil jerih payah bangsa Indonesia. Para pendahulu bangsa Indonesia telah bekerja sampai memeras keringat dan kehilangan nyawa untuk membangunnya. Sehingga bisa dirasakan hasilnya bagi generasi penerus Selanjutnya.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube Larasati Channel

Tags

Terkini

Terpopuler