Amiruddin teringat benar, Apri sudah menunjukkan kecintaan pada permainan bulutangkis sejak usia tiga tahun. Amiruddin pun membuatkan raket kayu dilengkapi senar pancing untuk putri bungsunya itu.
Meski berbekal raket kayu, semangat Apri sangat menggelegak. Ia kerap membuat pukulan-pukulan keras hingga senar pancing di raketnya jebol. Amiruddin pun bergegas memperbaikinya kembali.
Baca Juga: Raih Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Apriyani Rahayu Ditunggu Hadiah Tanah, Rumah, Sapi, Uang
Amiruddin membuatkan Apriyani lapangan bulutangksi di belakang rumahnya. Di tempat itu Apri bermain bulutangkis dengan teman-teman sebaya.
Saat merajut kembali raket yang jebol untuk Apri, juga ketika melihat putri bungsunya dengan penuh semangat bermain bulutangkis pada lapangan bulutangkis yang dibuatnya, Amiruddin berdoa semoga kelak putrinya itu menjadi pemain bulutangkis profesional.
Kini doa Amiruddin seperti dikabulkan. Apriyani mengharumkan nama bangsa dengan merebut medali Emas ajang olahraga paling akbar sedunia, Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Emas Olimpiade Greysia-Apriyani Hadiah Ulang Tahun Ke-76 Kemerdekaan RI
Menurut Amiruddin, Apri mewarisi bakat sang ibu. "Mama dia pemain bulutangkis, tenis meja, dengan voli yang dia gemari. Jadi itu bakat dari almarhumah mamanya," kata Amiruddin melalui sambungan telepon kepada Antara, Selasa 3 Agustus 2021.
Amiruddin juga mengatakan, Apriyani yang memiliki hati yang keras dalam arti tidak mudah menyerah merupakan buah dari didikan sang mama.
"Apriyani itu keras, keras dia, maunya harus menang. Dari kecil memang dididik. Pertama yang mendidik bukan saya, mamanya almarhumah," tutur Amiruddin.