Jika Terjadi Resesi Ekonomi di Indonesia, Angka Pengangguran Diprediksi Membludak

- 23 September 2020, 15:14 WIB
Ilustrasi Resesi
Ilustrasi Resesi /pikiran-rakyat

PORTAL MAJALENGKA - Suatu krisis kesehatan telah terjadi dan berdampak terhadap berbagai bidang kehidupan manusia.

Pandemi virus corona membawa situasi negara berada pada titik melemah baik dari segi sosial, ekonomi, politik hingga budaya.

Hampir seluruh negara didunia mengalami krisis yang sama akibat penyebaran virus dari Wuhan China pada akhir tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Siap Hadapi Resesi, Lakukan 4 Hal Ini

Ditinjau dari segi ekonomi paling mendasar, terjadinya suatu ketidakpastian akan penerimaan dan belanja negara sehingga memutuskan untuk melakukan tindakan resesi.

Seperti pada hari ini, dimana Menteri Keuangan resmi mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 secara keseluruhan menjadi minus 0,6 persen hingga 1,7 persen melalui konferensi pers APBN secara virtual (22/9).

Resesi merupakan tindakan yang tak terhindarkan ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara berada di titik minus selama dua kuartal berurut-urut atau lebih dalam satu tahun.

Baca Juga: Cari Tahu Yuk, Perbedaan Istilah Resesi, Krisisi Ekonomi dan Depresi Ekonomi

Pada kuartal II pertumbuhan ekonomi minus sebesar 5,32 persen dan proyeksi kuartal III potensi akan kembali negatif hampir mencapai 2,9 persen.

Dapat dikatakan resesi apabila tampak pada Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara mengalami anjloknya pendapatan, jumlah ketersediaan lapangan kerja, penjualan ritel dan industri manufaktur yang ada mengalami kontraksi kuat.

Dilansir pada laman Forbes, resesi merupakan suatu penurunan secara segnifican terhadap kegiatan perekonomian yang telah berlangsung cukup lama, dapat berbulan-bulan hingga bahkan bertahun-tahun.

Baca Juga: Ibadah Umrah Kembali Dibuka 4 Oktober 2020

Pada masa resesi itu sendiri, garis ekonomi suatu negara akan merangkak dengan laju yang lambat dimana banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau PHK karena perusahaan juga banyak yang mengalami kemunduran bahkan diambang kebangkrutan.

Selain itu output yang dihasilkan negara secara segnifican menurun.

Ditengah masa resesi juga pertumbuhan ekonomi berada pada titik negatif dengan tingkat pengangguran semakin lebar.

Baca Juga: Resesi di Depan Mata, Pemerintah Berlakukan Kebijakan Relaksasi Iuran Jaminan Sosial Bagi Pekerja

Sementara itu, resesi juga menimbulkan siklus dimana dalam perekonomian terjadi guncangan hebat sementara keputusan hutang ke negara lain juga meningkat.

Selain itu, keadaan resesi juga merangsang negara mengalami suatu inflasi yang sangat tinggi sehingga perlunya pengendalian tingkat suku bunga oleh Bank Sentral.

Namun ketika pengendalian tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan berdampak pula pada kegiatan ekonomi lainnya karena terlalu ditekan.

Baca Juga: Manchester United Tertarik Pakai Jasa Ousmane Dembele

Masa resesi pula selain menimbulkan inflasi, juga dapat menimbulkan keadaan deflasi dimana harga barang turun segnifikan dengan peredaran uang yang bertambah.

Keadaan demikan mengakbatkan kontraksi pula sehingga harga juga ikut ditekan.

Sementara itu, berkaitan dengan inovasi serta kreativitas yang juga dapat mendorong sebagaian besar masyarakat kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Pemimpin Sunda Empire Takluk Oleh Pengadilan Negeri Bandung, Mereka Dituntut 4 Tahun Penjara

Masa resesi mendatangkan sebuah perubahan yang mendasar terhadap teknologi yang ada sehingga akan berimplikasi pada sektor ketenagakerjaan.***(Jazila Nailatunni'mah/Jurnal Presisi)

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Jurnal Presisi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x