Bamsoet : Tim Rajawali Bukan Pasukan Khusus BIN

- 15 September 2020, 18:12 WIB
Logo Badan Intelijen Negara (BIN).
Logo Badan Intelijen Negara (BIN). /Dok. BIN

PORTAL MAJALENGKA – Video yang diunggah Ketua MPR RI Bambang Soesatyo terkait pasukan khusus Badan Intelijen Negara (BIN), sempat trending di instagram

Banyak pihak mempertanyakan, termasuk Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Syarief Hasan yang tidak setuju pasukan khusus Rajawali milik BIN.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kemudian meralat unggahannya tersebut, setelah menjadi polemik di masyarakat.

Baca Juga: Pasca Penusukan Syekh Ali Jaber, Ridwan Kamil Instruksikan Keamanan Ketat Bagi Ulama di Jawa Barat

Bamsoet –sebutan Bambang Soesatyo- memastikan tidak ada pasukan khusus bentukan BIN.

“Video yang saya unggah itu adalah demonstrasi taruna-taruni Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang baru selesai pendidikan,” terangnya.

“Taruna-taruni STIN dengan berbagai keahlian khusus tersebut mempertunjukkan kemahirannya di hadapan tamu undangan,” sambung Bamsoet.

Baca Juga: Mahfud MD : Segera Umumkan Identitas Pelaku

Taruna-taruni STIN itu menamakan diri Pasukan Khusus Rajawali di acara saremoni Inaugurasi Peningkatan Statuta STIN, dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN Sentul, Bogor, pekan lalu.

Bamsoet  bangga dan mendukung penuh prestasi taruna-taruni STIN, yang dipertunjukkan  luar biasa di hadapannya dan para undangan sebagai prestasi puncak pendidikan mereka di STIN.

Tidak hanya kemahiran menggunakan berbagai jenis senjata laras pendek dan laras panjang, tapi juga kemahiran menjinakkan bom, dan membebaskan sandera.

“Selain itu terjun dari atas gedung memakai tali dan kemahiran bela diri tangan kosong Tarung Derajat, menaklukkan penyerang 20 orang bersenjata tajam seorang diri,” ujarnya.

Baca Juga: Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Diduga Orang Terlatih

Menurut dia, seharusnya masyarakat bangga memiliki putera-puteri dengan kemahiran yang tidak kalah dengan kemampuan badan-badan intelijen dunia yang mempunyai tim taktis.

Dia menilai apabila diperlukan, taruna-taruni jebolan STIN tersebut siap dalam operasi khusus oleh Kementerian Pertahanan RI dan TNI sesuai amanat undang-undang.

Menurut Bamsoet, intelijen yang mumpuni selain menjadi mata dan telinga Negara juga harus terampil melakukan penyusupan, penyamaran, propaganda, agitasi, dan provokasi

“Juga mahir menggelar operasi rahasia dan mampu bertempur baik perorangan sebagai pertahanan diri maupun sebagai kelompok, untuk melumpuhkan musuh di medan yang rumit dan sulit,” katanya.

Baca Juga: Kejari Majalengka Terus Gali Keterangan Para Saksi Soal Tipikor PD SMU

Menurut Bamsoet, demo ketangkasan yang ditunjukkan taruna-taruni STIN sangat membanggakan.

SDM intelejen Indonesia juga tidak kalah dengan kehebatan 10 intelijen terbaik dunia seperti CIA (Amerika), M16 (Inggris), GRU (Rusia), DGSE (Prancis), ISI (Pakistan), BND (Jerman), Mossad (Israel), R&AW (India), ASIS (Australia), CSIS (Kanada) dan badan intelejen dunia lainnya.

Keterampilan beladiri, menjinakkan bom, membebaskan sandera, keahlian siber dan bertempur merupakan hal yang harus dikuasai seorang intelijen dalam menjaga bangsa dan negara.

“Termasuk keterampilan melumpuhkan musuh dan interogasi. Bahkan CIA kerap bereksperimen kontrol-pikiran untuk mengeksplorasi memori otak, pura-pura berkepribadian ganda, hingga menggunakan dan menjinakkan senjata biologis,” ujarnya. ***

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x