Muncul Di Google Doodle, Berikut Profil Sapardi Djoko Damono Sang Pujangga Indonesia

- 21 Maret 2023, 10:09 WIB
Muncul Di Google Doodle, Berikut Profil Sapadi Djoko Damono Sang Pujangga Indonesia
Muncul Di Google Doodle, Berikut Profil Sapadi Djoko Damono Sang Pujangga Indonesia /Dewi//

PORTAL MAJALENGKA - Untuk masyarakat Indonesia, nama Sapardi Djoko Damono sudah tidak asing lagi. Ia merupakan sosok penyair yang fenomenal dan membanggakan nama Indonesia.

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya, yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.

Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta hingga lulus SMA pada tahun 1958. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Yogyakarta. Tepatnya kuliah di bidang Bahasa Inggris Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Baca Juga: Kontroversi laga Derby D’Italia, Inter Milan vs Juventus berlanjut, simak komentar Moratti dan Allegri

Sapardi merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko adalah abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Berdasarkan kalender Jawa, ia lahir di bulan Sapar.

Hal itu menyebabkan orang tuanya memberinya nama Sapardi. Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.

Rajin menulis sejak duduk di bangku sekolah, membuatnya telah menulis sejumlah karya yang ia kirimkan ke beberapa majalah. Kebiasaan menulisnya menghantarkannya menjadi direktur pelaksanaan Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison. Sejak tahun 1974, ia juga mengajar di Fakultas Sastra (yang sekarang menjadi Fakultas Budaya) Universitas Indonesia.

Baca Juga: Diwarnai Gol Debut Robi Darwis, Persib Berhasil Bungkam Dewa United 2-1 dan Geser Persija

Lewat karya-karyanya yang cemerlang, SDD telah banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986. SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.

Adapun salah satu karyanya adalah berikut ini:

Aku ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu


aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Baca Juga: Ziarah ke Sunan Gunung Jati, INILAH 4 Oleh-oleh Azimat yang Didapat

Sajak-sajaknya yang lain juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja aktif menulis puisi, tetapi juga cerita pendek.

Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esay, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.

Beberapa karya SDD di antaranya yaitu Duka-Mu Abadi (1969), Lelaki Tua dan Laut (1973; terjemahan karya Enest Hemingway), Perahu Kertas (1983), Afrika yang Resah (1988), Hujan Bulan Juni (1994), Mata Jendela (2002) dan masih banyak lainnya.

Sapardi Djoko Damono mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Eka Hospital BSD Tanggerang Selatan pada hari Minggu, 19 Juli 2020. Rupanya, sebelum meninggal dunia, penyair Sapardi Djoko Damono sempat mendapat perawatan intensif di Eka Hospital BSD Tangsel sejak 9 Juli 2020. Selama di rumah sakit, SDD mendapatkan penanganan dari beberapa dokter spesialis.

Baca Juga: Kisah Gus Dur Saat Dipanggil Sunan Gunung Jati: ke Cirebon Kok Gak Mampir?

Meninggal di tengah pandemi Covid-19 membuat keluarga almarhum SDD tidak mengizinkan para pelayat ikut serta dalam proses pemakaman. Hal ini tak lain untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Sapardi Djoko Damono tutup usia pada 19 Juli 2020 dalam usia 80 tahun akibat penurunan fungsi organ tubuh. Meskipun kini sosoknya sudah tak ada lagi, tetapi karyanya akan tetap abadi di hati para penikmatnya.

Pihak keluarga masih mengizinkan para pelayat untuk datang ke rumah duka di Komplek Dosen UI Nomor 113, Jalan Ir H Djuanda, Ciputat, Kota Tanggerang Selatan. Penyair kebanggaan Tanah Air ini kemudian dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama Bogor, Jawa Barat.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x