Sehingga dalam karirnya sebagai anggota PKI, Mulyanto ditunjuk sebagai Ketua Front Demokrasi Rakyat (FDR) cabang Blora.
FDR sendiri diketahui merupakan persatuan partai-partai yang dinaungi PKI dan berhaluan kiri atau paham politik yang menjunjung sosialis dan komunis.
Baca Juga: Ketat! Saling Serang, Persija Jakarta Imbang 0-0 saat Menjamu Pemuncak Klasemen Liga 1 Madura United
Mulyanto dalam buku yang sama disebutkan sebagai sosok yang kejam, bahkan tega menghabisi musuh-musuhnya tanpa ampun.
Jenis pembantaian yang dilakukan pun cukup bengis, dengan menyiksa, ditertawakan sebelum akhirnya dibunuh.
Dalam sejarah wilayah Blora seputar PKI tahun 1948, lubang-lubang sumur dibuat oleh Mulyanto dan anak buahnya untuk mempersiapkan eksekusi korban.
Baca Juga: Tanpa Asnawi dan Bermain dengan 10 Pemain, Ansan Greeners Amankan Poin saat Menjamu Seoul E land
Lubang yang pernah dibuat diantaranya berada di daerahnya yaitu Pohrendeng yang dekat dengan rel kereta api.
Saat itu lubang-lubang yang telah diisi oleh mayat-mayat korban PKI diungkapkan anak buahnya yang tertangkap oleh pasukan Siliwangi.
Anak buah yang tertangkap sekaligus algojo Mulyanto adalah Sukiyo, Tarip, Suroto, dan Sambong. Sukiyo kemudian mati terbunuh di Blora.