Kyai Asy'ari kembali menegaskan dan memberi masukan serta saran agar Mbah Hasyim memiliki pertimbangan yang sangat matang.
Baca Juga: WALI MISTERIUS dari Gunung Dieng, Mbah Fanani Sering Menghilang untuk Sholat di Mekkah
Namun, Mbah Hasyim tetap bersikeras dengan niatnya mendirikan pesantren di tempat maksiat tersebut. Tak sedikit pun beliau goyah dengan pendiriannya.
"Abah, bukankah Islam itu adalah rahmatan lil alamin, agama yang mengajarkan kebaikan sesuai dengan perikemanusiaan?" Ucap Mbah Hasyim Asy'ari pada sang ayah.
"Dan pesantren adalah salah satu alat untuk menyampaikan ajaran kebaikan itu," sambungnya.
Mbah Hasyim Asy'ari juga menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang menerangi kegelapan. Maksudnya, jika tidak ada seseorang yang berani menyentuh daerah penuh maksiat, lalu kapan mereka bisa merasakan nikmatnya hidayah dari Allah SWT.
Baca Juga: Keramat Sakti Guru Sekumpul, Undang Walisongo Berkumpul Ngaji Bareng di Kamarnya
Mendengar penjelasan sang putra, Kyai Asy'ari pun akhirnya memberi restu pada Mbah Hasyim untuk mendirikan pesantren di Tebuireng.
Hal Itu lah yang menjadi keberanian Mbah Hasyim Asy'ari dan beberapa santrinya melakukan babat alas untuk mendirikan pesantren di Tebuireng, sebuah daerah yang pada masa itu masyarakatnya masih jauh dari penerangan agama.***