Mengingat kawasan Tebuireng di masa lalu yang masih dikelilingi oleh perkebunan tebu, persawahan, dan hutan. Membuat daerah tersebut menjadi sarang maksiat.
Di sarang segala maksiat itu lah, Mbah Hasyim Asy'ari akan membangun sebuah pondok pesantren dengan cara babat alas.
Baca Juga: Keramat Wali Sakti Mbah Hamid Pasuruan Bikin Habib Sepuh Hampir Pingsan
Untuk melakukan babat alas di daerah itu, Mbah Hasyim Asy'ari membawa 28 santri yang berasal dari pesantren kakeknya, dan 10 santri dari pesantren ayahnya.
Sebagaimana kebiasaan pada masa itu, bagi santri yang telah menyelesaikan pelajarannya, maka diperbolehkan membawa beberapa santri untuk pindah ke tempat lain guna mendirikan pesantren baru dan mengamalkannya.
Setelah berdzikir dan berdoa, Mbah Hasyim lalu membeli sepetak tanah yang di atasnya masih berdiri warung remang-remang.
Baca Juga: Keramat Wali Sakti Mbah Sholeh Tanggul Jember Datangi Wanita Swiss dalam Mimpi
Niat baik Mbah Hasyim Asy'ari mendapat pertentangan dari beberapa pihak yang tidak merestuinya mendirikan pesantren di tempat yang penuh kemaksiatan.
Keputusan Mbah Hasyim bukan hanya ditentang oleh saudara dan kerabatnya saja, bahkan sang ayah, Kyai Asy'ari juga meragukan keputusan yang dibuat oleh anaknya itu.
Sebab, banyak orang yang menyebut bahwa Tebuireng adalah sebuah desa jahiliyah yang tidak berperikemanusiaan.