Dialog dengan Dewan Pers dan Pimpinan Media, Mahfud Ungkap Ribuan Konten Hoax soal Covid-19 dan Vaksin

- 6 Agustus 2021, 01:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD. /Dok. Polkam.go.id

PORTAL MAJALENGKA - Menko Polhukam Mahfud MD menyelenggarakan dialog virtual dengan Dewan Pers, Asosiasi Pers, dan Pimpinan Media, Kamis 5 Juli 2021.

Menurut Mahfud MD, kemitraan pemerintah dan media pada massa pandemi Covid-19 saat ini sangat penting.

Hal itu untuk mengimbangi hoax yang bertebaran di media sosial. Terutama hoax yang menyangkut Covid-19 dan vaksinasi.

Baca Juga: Road Show Politik Terus Berlanjut, Mahfud MD Cerita Upaya Pemerintah Kejar Target 70 Juta Vaksinasi

"Data terbaru misalnya tanggal 23 Januari sampai 3 Agustus kemarin, jumlah hoax tentang Covid-19 mencapai 1.827 hoax. Ini kalau diblast begitu, diviralkan, setiap satu berita menjadi ribuan atau jutaan, udah berapa orang yang keracunan (terpengaruh kabar hoax)," katanya.

Lebih jauh, kata Mahfud, khusus soal vaksin, jumlah hoax yang beredar di media sosial terbilang cukup banyak.

Berdasar data yang dia miliki, pada kurun 23 Januari-Agustus 2021, tercatat sebanyak 278 hoax khusus mengenai vaksin. Hoax itu tentu merugikan semua pihak, tidak hanya pemerintah.

Baca Juga: Ini Perintah Terbaru Mahfud MD untuk Satgas BLBI

"Akibatnya, masyarakat kitalah yang menjadi korban," katanya.

Pada titik itulah, peran media konvensional menjadi sangat penting. Terutama untuk mengimbangi derasnya informasi hoax. Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Pada titik inilah peran teman-teman media sangat dibutuhkan untuk mengimbangi dengan berita yang kredibel dan jadi media sosial ini perlu diimbangi oleh teman-teman yang bekerja di media mainstream," ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Mahfud MD Ingatkan Ulama Jawa Barat Hal Ini

Dia menambahkan, media mainstream harusnya tidak ikut-ikutan terseret dalam arus berita hoax. Tidak terjebak mementingkan sensasional. Sebab, media mainstream harus membedakan diri dengan media sosial.

"Jangan sampai justru tergoda untuk membuat angel atau judul berita yang sensasional. Apa yang membedakan media sosial dengan media mainstream. Yang membedakannnya adalah standar kualitas konten. Baik sisi akurasi maupun sisi etik atau moral konten," katanya.

Hadir dalam dialog virtual itu, Ketua Dewan Pers M. Nuh dan sejumlah pemimpin media mainstream.***

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah