Protokol Kesehatan dan Kegiatan Ekonomi Bisa Berjalan Seiring

- 30 Juli 2021, 06:00 WIB
Kegiatan ekonomi masyarakat yang dapat menjadi indikator pemulihan ekonomi.
Kegiatan ekonomi masyarakat yang dapat menjadi indikator pemulihan ekonomi. /Kemenkeu


PORTAL MAJALENGKA - Dokter relawan COVID-19 Fajri Adda’I meminta, jika nanti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berakhir, tidak perlu lagi ada dikotomi antara protokol kesehatan dengan kegiatan ekonomi.

Karena, menurut dr. Fajri, keduanya tetap bisa berjalan bersamaan. Dia mencontohkan, UMKM tetap bisa dilakukan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Begitu juga dengan aktivitas ekonomi lain seperti di pasar. Ekonomi tetap bisa berjalan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Turunkan Angka Penularan dan Kematian, Pemerintah Terus Perkuat Testing dan Tracing

dr. Fajri memahami kondisi ekonomi saat ini sulit. Namun kebijakan PPKM diambil semata untuk menghambat laju penularan. Dia memberi gambaran jika 5-10 persen orang yang sakit COVID-19 perlu dirawat di rumah sakit.

"Bayangkan ketika penularannya banyak, lalu ada 1 juta orang yang terpapar, maka rumah sakit akan penuh. Artinya, penularannya harus diputus," katanya.

"Saya paham betul bahwa kondisinya sulit, tapi rumah sakit sempat penuh banget, terutama dua pekan lalu. Berapa pun jumlah rumah sakit tidak akan bisa terpenuhi karena penularan terlalu cepat, karena itu (penularannya) harus dihentikan," ujar dr. Fajri.

Baca Juga: Update Perolehan Medali Olimpiade Tokyo 2020, China Puncaki Klasemen, Indonesia Urutan Ke-42

Dia juga menambahkan, saat ini seluruh dunia sedang menghadapi varian baru yang lebih menular.

Bahkan data terbaru menunjukkan viral load-nya 1.200 kali lebih banyak, inkubasi varian yang baru ini 4 hari menularkan dan bergejala cepat, dibandingkan varian sebelumnya yang inkubasinya 7 hari.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah