Survei SMRC: 'Hanya' 52,9 Persen Responden Tolak Wacana Tiga Periode Presiden Jokowi

20 Juni 2021, 19:16 WIB
Gaduh wacana presiden 3 periode menyusul Jokowi-Prabowo 2024. /Pixabay/Bruno Germany/

PORTAL MAJALENGKA - SurveI Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap persepsi publik atas wacana tiga periode Presiden Jokowi menunjukkan bahwa mayoritas responden menolak.

Tetapi dari survei SMTC, presentasi jumlah orang yang menolak wacana tiga periode Presiden Jokowi menurun drastis. Itu bila dibandingkan dengan jumlah orang yang menolak amandemen konstitusi UUD 1945 terkait masa jabatan presiden.

Dalam survei SMRC yang dilakukan secara tatap muka pada 21-28 Mei itu, sebanyak 74 persen responden menyatakan masa jabatan presiden harus dipertahankan sesuai konstitusi yakni maksimal dua kali. Sementara yang menyatakan setuju untuk diubah hanya 13 persen.

Baca Juga: Soal Dukungan Dini Menhan Jadi Cawapres Jokowi 2024, M. Qodari: Pak Ma'ruf Amin Tak Boleh Tersinggung

Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando mengatakan, jawaban responden berubah drastis saat menjawab pertanyaan lanjutan setuju atau tidak bila Presiden Jokowi kembali mencalonkan diri pada periode 2024 mendatang. Jawaban responden, kata dia, menarik.

"Ini yang menarik. Karena ternyata yang mengatakan tidak setuju Pak Jokowi maju untuk ketiga kalinya 'hanya' 52,9 persen. Artinya dibandingkan dengan data sebelumnya, 52.9 persen yang menyatakan tidak setuju (Jokowi maju lagi pada Pilpres 2024). Padahal tadi yang menyatakan mempertahankan masa jabatannya hanya 2 kali itu 74 persen (responden)," ujarnya dalam konferensi pers, 20 Juni 2021.

Dia menduga, penurunan signifikan antara jawaban pertama responden dengan jawaban kedua merupakan efek langsung Jokowi. "Jadi ada persoalan efek Jokowi walaupun prinsip mereka tetap mengatakan harusnya UUD tidak perlu diubah," katanya.

Baca Juga: Hari Ini Relawan Jokowi-Prabowo 2024 Gelar Syukuran, Rachlan Nashidik: Gerakan Ini Jelas Melawan Konstitusi

Sementara persentase jumlah orang yang yang setuju presiden Jokowi maju lagi untuk ketiga kalinya pada Pilpres 2024 juga terbilang cukup banyak. Sebab, survei
secara tatap muka itu menangkap ada 40.02 persen responden menyatakan setuju Presiden Jokowi untuk dipilih kembali pada 2024.

"40.2 persen yang mengatakan presiden Jokowi dipilih kembali. Artinya tetap mayoritas mengatakan tidak setuju Jokowi maju kembali. Mayoritas. Tapi angkanya lebih rendah daripada 74 persen yang tadi menyatakan bahwa sebaiknya masa kepemimpinan presiden dibatasi dua periode," ujarnya.

Untuk diketahui, survei itu dilakukan pada 21-28 Mei secara tatap muka kepada warga Indonesia yang memiliki hak pilih pada Pemilu. Survei yang dilakukan terhadap 1.072 responden itu memiliki tingkat margin error mencapai 3.05 persen.

Baca Juga: Relawan JoMan Sebut Gagasan M Qodari Bentuk Sesat Pikir dan Kemunduran Demokrasi

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini upaya mengusung Presiden Jokowi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya menemukan bentuk nyata. Hal itu ditandai dengan terbentuknya Sekretariat Nasional (Seknas) Komunitas Jokowi-Prabowo 2024 (Jokpro2024).

Komunitas yang digagas Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari itu menduetkan Jokowi-Prabowo sebagai Capres-Cawapres.

Bahkan, komunitas itu juga mengusung gagasan duet Jokowi-Prabowo nantinya melawan kotak kosong pada Pilpres 2024. Meskipun begitu, relawan presiden Jokowi pada Pilpres 2019 menolak wacana Qodari itu.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler