Network
PORTAL MAJALENGKA - Mungkin kita pernah mendengar kata jawara-jawara di asalnya diidentikkan dengan orang yang menguasai ilmu bela diri dan dicap sakti. Pada masa lalu para jawara sangat berperan dalam perjuangan menumpas para penjajahan.
Di Majalengka setidaknya ada tiga daerah yang dahulu pernah melahirkan para Jawara Sakti mandraguna daerah mana saja itu berikut tiga daerah di Majalengka penghasil para jawara Sakti.
Baca Juga: Murid Sunan Gunung Jati, Kisah Sunan Kalijaga Jadi Perampok di Hutan Jatisari
Dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Bolokotono TV.
1. Talaga
Saat ini Desa Talaga terbagi dua yakni Talaga kulon dan Talaga Wetan terletak di kecamatan. Talaga, dahulu di wilayah ini pernah berdiri Sebuah kerajaan Talaga atau tahu Temanggung.
Pada masanya kerajaan Talaga pernah menjadi benteng pertahanan Kerajaan Pajajaran, dipilihnya Talaga menjadi benteng pertahanan Kerajaan Pajajaran tentu Bukan Tanpa Alasan.
Hal tersebut karena kerajaan Talaga memiliki para prajurit yang kuat dan Sakti, munculnya para pendekar auto jawara di Talaga tak lepas dari historis tersebut.
Baca Juga: Silsilah Sunan Gunung Jati dari Pihak Ayah, Garis Husen sampai Nabi Muhammad SAW
Dalam Dunia persilatan tentu mengenal dengan sosok Abah Khoir versi ensiklopedi Sunda tahun 2000 halaman 217.
Abah Choir adalah Perintis dan penyebar Pencak Silat Cimande di Tatar Sunda pada abad 18 beliau dikabarkan berasal dari kampung Talaga di Majalengka.
Kemudian pindah dan bermukim di Kampung kamurang. Desa Made Kecamatan Cikalongkulon. Kabupaten Cianjur.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Waktu Sholat Wilayah Cirebon Jumat 2 Ramadhan 1444 H
2.Cengal
Cengal merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Maja Desa Cengal tiga abad silam dikenal sebagai wilayah para jawara.
Desa ini juga menjadi Barometer seni beladiri di Tatar Sunda salah satu beladiri yang terkenal di masa itu adalah pencak silat ujungan.
Menelusuri jejak seni pencak silat ujungan sudah ada sejak kerajaan Talaga manggung yang dulunya kesenian ini ala Kraton sebagai hiburan mereka menghibur para petani Ketika memberikan hasil panennya ke kerajaan.
Baca Juga: Ini Waktu Imsak dan Sholat Wilayah Kabupaten Kuningan Jumat 24 Maret 2023
Kemudian seni ujung wanita ambilkan sebagai alat seleksi prajurit kerajaan Talaga manggung, namun pada tahun 1960 ada larangan untuk bermain karena mengandung kekerasan.
Seni tradisional ini kembali dilestarikan oleh Taufik Hidayat pada tahun 2009 di Desa Cengal dengan membentuk sanggar seni yang diberi nama Padepokan Buni layak kuda putih.
3.Nunuk
Di desa Nunuk atau sekarang Nunuk baru terletak di Kecamatan Maja.Konon menurut cerita yang tersebar dari mulut ke mulut, Desa Nunuk merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Talaga manggung.
Baca Juga: Jadwal Waktu Imsakiyah dan Sholat Wilayah Kabupaten Majalengka Jumat 24 Maret 2023
Maka tidak heran jika di wilayah tersebut terdapat banyak petilasan Kramat tokoh-tokoh Sakti pada zamannya.
Misalnya di sebelah barat blok Nunuk ada makam Ibu Langen Sari, menurut Abah Enda sebagai orang yang dituakan dan juru kunci di desa Nunuk mengatakan.
"Desa Nunuk ada kaitan erat dengan sejarah kerajaan Talaga manggung yang mana salah seorang istri Prabu pucuk umun merupakan Putri asli kelahiran unuk bernama Ibu Langen sari dari hasil pernikahannya mempunyai keturunan yaitu Raden Aria saringsingan.
Baca Juga: LENGKAPI Sholat Witir Ramadhan Sekarang dengan Bacaan Dzikir dan Doa Ini
Kemudian setelah Raden Aria saringsingan beranjak dewasa oleh ayahnya empat menjadi senopati atau Panglima tertinggi di kerajaan Talaga manggung.
Selain itu di sebelah barat daya blok Nunuk terdapat petilasan makam keramat Mbah Hari yang bangga yang lebih dikenal dengan nama Ciung Wanara.
Salah seorang Putra Raja Pajajaran yaitu Prabu Permana dikusumah yang menikah dengan Dewi pangreyep," turut Abah Enda.***
Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News
