Berkunjung ke Majalengka, Jangan Lupa Mampir ke 9 Tempat Wisata Religi Ini!

- 18 Desember 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi. Makam Eyang Natakhusuma Terletak di Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga
Ilustrasi. Makam Eyang Natakhusuma Terletak di Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/

Karena kepercayaan itulah, ikan-ikan di daerah tersebut tidak boleh diambil dan jika mati akan dikebumikan layaknya manusia.

Situ Sangiang adalah legenda, Situ yang diyakini sebagai tempat hilangnya atau tilemnya Sunan Talaga manggung dan Keratonnya ketika dikhianati menantunya Patih Palembang Gunung kira – kira abad ke 15.

Keberadaan ikan lele yang sekarang sudah mulai langka, menurut kepercayaan adalah merupakan jelmaan para prajurit dan pengawal kerajaan. Keberadaan ikan tanpa daging yang hidup beberapa tahun kebelakang masih sering kita dengar, sebagai sebuah keajaiban.

Baca Juga: Orang Tua Diingatkan Waspadai Gejala Penyakit yang Sering Terjadi di Musim Liburan

Pemandangan disini indah, sejuk terlebih spesies ikan di Telaga Sangiang yaitu Ikan Lele, Ikan Mas, dan Ikan Nila. Ikan disini tidak boleh dimakan apalagi ikan lelenya karena itu bukan ikan biasa melainkan ikan jelmaan para prajurit Kerajaan.

Menurut kuncen disana, telaga itu berbentuk Kuali, pada tahu dong bentuk kwali kaya gimana?? Pernah ada orang yang meneliti tentang kedalaman talaga ini tapi tidak pernah diketahui kedalamannya. 

Impossible. Tapi itulah faktanya, itu adalah kebesaran Allah SWT. Dan fakta yang lebih menarik lagi air di talaga ini kalau musim hujan airnya akan surut sedangkan di musim kemarau kebalikannya pasti airnya akan melimpah.

Baca Juga: 5 Manfaat Konsumsi Kulit Mangga Bagi Kesehatan, Bisa Menghindari Penyakit Jantung dan Kanker

Beberapa kejadian tersebut sering dijadikan “tetendon” atau siloka yang bakal terjadi, baik yang mempunyai dampak scope lokal ataupun nasional, misalnya tentang ketinggian air.

“Debit air di Situ Sangiang suka dijadikan “tanda” datangnya dua musim yang berbeda, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, biasanya menjelang musim kemarau tiba, ketinggian air akan bertambah bahkan sampai masuk menjangkau bangunan tembok, anjungan yang berada di tepi Situ, sementara pada musim penghujan tiba, volume air justru berkurang alias surut.  Walau secara ilmiah belum  dibuktikan kebenarannya. Begitupun “rumput ilat” yang menutup hampir sebagian Situ, dan sering dijadikan tanda terjadinya sebuah peristiwa” kata abah Mustofa.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x