Jual Tanah ke China untuk Bangun Jalan Anyer Panarukan

- 6 September 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Prabu Hayam Wuruk
Ilustrasi Prabu Hayam Wuruk /kolase/istimewa

Pada tahun 1800-an, Kraksaan merupakan sebuah karesidenan yang membawahi beberapa wilayah mulai dari Dringu sampai Paiton yang dibuktikan adanya peta kuno zaman Hindia Belanda.

Seiring perubahan pemerintahan, Kabupaten Kraksaan dilebur menjadi Kabupaten Probolinggo. Sebab, pusat pemerintahan dipindah ke Kota Probolinggo

Baca Juga: Ideologi Islam dan Pancasila

Kraksaan memiliki kondisi alam yang tidak terlalu panas, memberikan kenyamanan bagi siapapun yang berdiam di wilayah ini.

Kraksaan dikenal daerah yang bebas banjir meski lokasinya merupakan dataran rendah yang amat berdekatan dengan pantai.

Bisa jadi, hal itu terjadi karena sepanjang jalan, sepanjang sungai, masih tumbuh pohon-pohon yang cukup besar untuk mencegah longsor.

Baca Juga: Menteri Risma Kunjungi Balita Korban Kekerasan, Ibunya Akan Diberikan Pekerjaan

Terdapat dua sungai besar melewati kota ini, yaitu Sungai Rondoningo di sebelah barat dan Sungai Kertosono di tengah-tengah kota

Pada era Daendels, seluruh Probolinggo, termasuk Kraksaan, adalah salah satu kawasan yang dijual sebagai tanah partikelir demi melancarkan pembuatan Jalan Raya Pos.

Di sana, Daendels banyak menjual tanah negara kepada bangsa asing. Penjualan tanah yang tercatat terbesar dalam sejarah adalah transaksinya kepada orang Cina, Han Ti Ko, dengan harga satu juta dolar.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah