Sebuah Cerita 'Jembatan Manusia' dari Gresik yang Dibangun Daendels

- 4 September 2022, 08:57 WIB
Stasiun Indro, Gresik. Sebuah Cerita 'Jembatan Manusia' dari Gresik yang Dibangun Daendels
Stasiun Indro, Gresik. Sebuah Cerita 'Jembatan Manusia' dari Gresik yang Dibangun Daendels /instagram.com/@kabar.penumpang

PORTAL MAJALENGKA - Penelusuran Jalan Raya Pos atau lebih dikenal Jalan Anyer Panarukan kali ini membahas sekitar Gresik, Jawa Timur.

Jalan poros yang dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels itu memanjang dari ujung Barat hingga Timur Pulau Jawa.

Sekitar 20 kilometer dari Sidayu, tibalah di Gresik. Grissee, begitu Pemerintah Hindia Belanda dulu menyebut daerah ini.

Baca Juga: Daendels, Nama yang Terabadikan Sebagai Sang Pencabut Nyawa

Konon, lima kilometer sebelum sampai di Gresik, Jalan Raya Pos terpotong. Ada ambisi yang tidak tuntas dari para budak Daendels membangun jalan

Kala itu, Groote Postweg terhalang medan sulit, arus Sungai Bengawan Solo yang deras dan luas saat itu. Teknologi dianggap belum mampu mencapai pembuatan jembatan

Alhasil, jembatan manusia pernah ada di Gresik,kata pengamat sejarah dan budayawan Gresik, Kris Aji, seperti dikutip dalam Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Menipu Komandan, Mencari Tempat Bersenang-senang Ditunjukkan Kuburan

Sebuah cerita tragis dari yang dipaparkan Kris Aji yang juga ketua umum Gresik Historical and Cultural Community itu.

Diceritakannya, sekitaran seratus orang pekerja dipaksa untuk menceburkan di sungai. Perlahan-lahan, ratusan pekerja itu berbaris membangun sebuah barisan

Mereka, satu persatu memapah sebuah papan kayu yang diangkat setinggi kemampuan tangan mereka. Barisan itu kemudian menjadi sebuah lintasan, mirip dengan jembatan

Baca Juga: Tuban, Gerbang Terakhir Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels

Dengan angkuhnya Daendels melintas bersama kereta kudanya," kata Kris

Saat itu, kedatangan Daendels guna meninjau proyek Jalan Raya Pos sekaligus untuk meresmikan Benteng Belanda di Pulau Mengare, 25 kilometer di ujung utara Gresik.

Di Gresik, Daendels mendirikan sebuah benteng pertahanan pada 1808. Benteng itu bernama Lodewijk, salah satu persembahannya untuk sang raja Prancis saat itu, Louis Napoleon

Baca Juga: Rompi Ontokusumo Sunan Kalijaga Dapat Kalahkan Kesaktian Nyi Roro Kidul: Kisah Walisongo

Selepas jembatan, kata Kris, semestinya ada satu pos perhentian kuda. Dulu masyarakat Gresik menyebutnya dengan brak. Hanya saja, peninggalannya tak lagi tersisa satu bata pun

Gresik kini telah berubah, jembatan manusia itu kini telah berganti nama menjadi Jembatan Sembayat dan Jembatan Manyar.

Tentunya, dengan konstruksi kokoh dari beton berlapis. Rute ini, kini menjadi rute hilir-mudik berbagai truk pengangkut berbagai perusahaan besar di sana.

Baca Juga: IMBAS HARGA BBM NAIK, Jokowi Dapatkan ini dari Rakyat Indonesia

Kemudian yang disebut Pramoedya, perusahaan itu salah satunya perusahaan semen, yang membuat pegunungan kapur di sana porak-poranda.

Jalan Raya Pos memasuki Kota Gresik melalui jalur yang saat ini bernama Jalan Gubernur Suryo.

Dari keterangan Kris didapat bahwa Gresik merupakan satu tempat yang begitu penting perannya pada zaman kolonial, tentunya juga di era Daendels.

Baca Juga: KISAH KOCAK Wali Sufi Abu Nawas Ramal Kematian Abu Jahil

Gresik tak ubahnya Semarang yang berperan sebagai gudang meriam. Sementara Daendels memanfaatkan Gresik sebagai pabrik senjata berjenis senapan.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x