Waspada Angin Kencang di Majalengka, BMKG Jelaskan Perbedaan Antara Cuaca dan Iklim

18 Desember 2022, 07:04 WIB
Prakirawan BMKG Kertajati, Ahmad Faa Izyin saat menerangkan perbedaan cuaca dan iklim. /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Banyak masyarakat khususnya di Majalengka yang sering salah mengartikan antara cuaca dan iklim.

Cuaca dan iklim merupakan gejala atau peristiwa yang cukup dekat di bumi. Masing-masing memiliki kesamaan dan perbedaan.

Prakirawan BMKG Kertajati Majalengka, Ahmad Faa Izyin menerangkan, untuk diketahui oleh masyarakat, cuaca dan iklim itu berbeda. 

Baca Juga: Perebutan Juara Tiga Piala Dunia 2022: Maroko Menyerah, Kroasia Lebih Perkasa

Cuaca adalah keadaan udara yang terjadi di suatu tempat dengan waktu yang sempit. Sedangkan iklim adalah pola cuaca rata-rata yang terjadi untuk waktu yang relatif lebih lama dan mencakup wilayah yang luas.

“Cuaca dan iklim memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu Cakupan wilayah dan pengamatan tentang cuaca lebih sempit dan terbatas, sedangkan cakupan wilayah dan pengamatan iklim lebih luas,” ujarnya.

Selain itu, dijelaskan Ahmad, waktu pengamatan terhadap cuaca di suatu daerah dapat dilakukan selama 24 jam, sedangkan untuk iklim dilakukan selama satu tahun atau dua tahun lebih.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Tol Cisumdawu yang Dikenal Terindah di Indonesia, Percepat Akses Menuju BIJB Kertajati Majelengka

Cuaca memiliki sifat yang cepat berubah dan tidak stabil, sedangkan iklim memiliki sifat yang stabil dan sulit berubah. Prediksi mengenai cuaca mudah dilakukan, sedangkan prakiraan iklim sulit dilakukan.

Cuaca dan iklim memiliki unsur yang sama, yaitu Sinar matahari Matahari yang memancarkan sinar dan energi ke permukaan bumi, dalam bentuk radiasi.

Sebagai sumber utama panas bumi, jumlah radiasi matahari yang sampai ke bumi mencapai 47 persen. Sisanya berada dalam partikel udara, seperti debu, uap air, dan awan.

Baca Juga: Virus Aneh Serang Pemain Prancis Jelang Lawan Argentina di Final Piala Dunia 2022

Setiap tempat di bumi memiliki intensitas penyinaran matahari yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan adanya transparansi atmosfer, sudut datang sinar matahari, jarak bumi dan matahari, ketinggian tempat, jarak laut, dan pengaruh angin.

Suhu adalah panas atau dinginnya sebuah benda. Suhu udara atau temperatur adalah suhu panas atau dinginnya udara di suatu tempat serta waktu tertentu.

Pemanasan udara diperoleh melalui dua proses, yaitu Pemanasan langsung, terdiri dari refleksi, difusi, dan absorpsi Pemanasan tidak langsung, terdiri dari konduksi, konveksi, dan difusi Faktor yang memengaruhi suhu udara di antaranya tranparansi atmosfer, sudut datang sinar matahari, lama penyinaran, jarak Bumi dan Matahari, ketinggian tempat dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Wisata Kuningan Terbaru dengan Pemandangan Indah yang Instagramabel, Cocok Dikunjungi Saat Liburan

Selain itu, Ahmad mencontohkan, cuaca seperti Curah hujan bisa diprediksi dalam sepekan kedepan. Sebagai contoh, curah hujan di Kabupaten Majalengka terbilang cukup tinggi.

Dari catatan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, terdapat pergeseran puncak hujan di Kabupaten Majalengka antara tahun lalu dengan sekarang. Tahun lalu, puncak hujan terjadi pada Januari-Februari.

Pergeseran itu tidak terlepas dari faktor alam berupa adanya el nino pada bulan Januari lalu. El nino itu mengakibatkan berkurangnya curah hujan pada bulan Januari kemarin. 

Baca Juga: Berikut 6 Tokoh Terkenal dan Tersukses Asal Kuningan, Anies Baswedan Salah Satunya

Pada masa puncak hujan, jelas Faiz, curah hujan di angka 300 milimeter per bulan. Pada Februari kemarin, curah hujan di Kota Angin ini mencapai angka 400 milimeter per bulan. 

Tingginya curah hujan, berpeluang diikuti juga dengan petir dan angin kencang. Dua fenomena alam itu, ungkap dia, berpeluang terjadi saat hujan dalam intensitas sedang hingga lebat.***

 

 
Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler