Jual Tanah ke China untuk Bangun Jalan Anyer Panarukan

6 September 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Prabu Hayam Wuruk /kolase/istimewa

PORTAL MAJALENGKA - Penelusuran Jalan Raya Pos atau lebih dikenal Jalan Anyer Panarukan kali ini membahas sekitar Probolinggo, Jawa Timur.

Jalan poros yang dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels itu memanjang dari ujung Barat hingga Timur Pulau Jawa.

Tak jauh meninggalkan Kota Probolinggo, Jalan Raya Pos melintas di sebuah daerah bernama Kraksaan.

Baca Juga: Catat! Ini Nomor Layanan Pengaduan Bantuan Sosial 2022 dari Kemensos

Nama Kraksaan sebetulnya tidak lepas kaitannya, bahkan erat dengan asal-usul Kabupaten Probolinggo.

Kraksaan adalah sebuah kecamatan sekaligus kota kecil yang juga merupakan pusat administrasi Kabupaten Probolinggo. Kraksaan berjarak 27 km ke arah timur Kota Probolinggo. 

Menurut cerita masyarakat yang turun-temurun, nama Kraksaan merupakan perubahan ucap dar krasan yang artinya betah.

Baca Juga: BBM Naik, Buruh Lakukan Demo Besar-besaran di Senayan Besok 6 September 2022

Hal ini berkaitan dengan kisah Hayam Wuruk, raja Kerajaan Majapahit. Suatu kala, Hayam Wuruk merasa betah selama beristirahat di wilayah ini. Semenjak saat itu, wilayah ini disebut Krasan, Kraksan, dan beralih ucap menjadi “Kraksaan”. 

Pada tahun 1800-an, Kraksaan merupakan sebuah karesidenan yang membawahi beberapa wilayah mulai dari Dringu sampai Paiton yang dibuktikan adanya peta kuno zaman Hindia Belanda.

Seiring perubahan pemerintahan, Kabupaten Kraksaan dilebur menjadi Kabupaten Probolinggo. Sebab, pusat pemerintahan dipindah ke Kota Probolinggo

Baca Juga: Ideologi Islam dan Pancasila

Kraksaan memiliki kondisi alam yang tidak terlalu panas, memberikan kenyamanan bagi siapapun yang berdiam di wilayah ini.

Kraksaan dikenal daerah yang bebas banjir meski lokasinya merupakan dataran rendah yang amat berdekatan dengan pantai.

Bisa jadi, hal itu terjadi karena sepanjang jalan, sepanjang sungai, masih tumbuh pohon-pohon yang cukup besar untuk mencegah longsor.

Baca Juga: Menteri Risma Kunjungi Balita Korban Kekerasan, Ibunya Akan Diberikan Pekerjaan

Terdapat dua sungai besar melewati kota ini, yaitu Sungai Rondoningo di sebelah barat dan Sungai Kertosono di tengah-tengah kota

Pada era Daendels, seluruh Probolinggo, termasuk Kraksaan, adalah salah satu kawasan yang dijual sebagai tanah partikelir demi melancarkan pembuatan Jalan Raya Pos.

Di sana, Daendels banyak menjual tanah negara kepada bangsa asing. Penjualan tanah yang tercatat terbesar dalam sejarah adalah transaksinya kepada orang Cina, Han Ti Ko, dengan harga satu juta dolar.

Baca Juga: BBM Resmi Naik! Motor Listrik Kini Mulai Dilirik, Berikut Harga dan Berbagai Mereknya

Uang itu digunakan Daendels sebagian untuk meneruskan proyek Groote Postweg

Semasa pemerintahan Hindia Belanda, Kraksaan juga menjadi salah satu simpul perdagangan di Jawa Timur.

Hal ini terlihat dari peninggalan bekas Stasiun Kraksaan yang merupakan stasiun kereta api yang sudah tidak aktif lagi.

Baca Juga: JASAD UTUH PECINTA SHOLAWAT Diungkap Habib Luthfi bin Yahya

Stasiun ini berada di Jalan Raya Panglima Sudirman, Kota Kraksaan, tepatnya di areal yang saat ini digunakan oleh Perhutani.

Stasiun Kraksaan dibangun sekitar tahun 1918 dan mulai beroperasi sekitar 1920-an.

Operator kereta api pada saat itu adalah perusahaan trem Hindia Belanda dengan nama Probolinggo Stoomtram Maatschappij.

Baca Juga: SEJARAH INDONESIA, Inilah Cikal Bakal PKI, Awalnya Bukan Berpaham Komunis

Selain sebagai sarana pengangkut penumpang, kereta api dari stasiun ini juga mengangkut gula.

Beberapa pabrik gula seperti kandang Djati, Bago, Wonolangan, Padjarakan, Gending, dan Sumber Kareng (Probolinggo) mendistribusikan gulanya ke pelabuh an melintasi stasiun Kraksaan.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels

Tags

Terkini

Terpopuler