Dapur Umum Desa Putridalem Sehari Sediakan 500 Nasi Bungkus untuk Korban Banjir

14 Februari 2021, 16:33 WIB
Kepala Desa Putridalem kecamatan Jatitujuh, Endah Hendrawati (kanan) ikut membungkus makanan yang akan dibagikan kepada warga /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Sepekan pasca banjir yang melanda wilayah utara Majalengka seperti Jatitujuh, Ligung, Kadipaten, Dawuan, dan kecamatan Kertajati, membuat warga masih merasakan dampaknya.

Di Desa Putridalem kecamatan Jatitujuh, dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan di dua blok yaitu blok Kaputren dan Blok Bojong Roreng masih berdiri.

Rencananya dapur umum tersebut akan berhenti hingga aktivitas dan perekonomian warga sudah kembali pulih.

Baca Juga: Tak Terlihat di Tengah Korban Banjir Indramayu, Begini Klarifikasi Lucky Hakim

Kepala Desa Putridalem kecamatan Jatitujuh, Endah Hendrawati mengatakan, dapur umum disiapkan untuk melayani dan menyediakan kebutuhan makan dan minum para korban yang terdampak banjir pekan lalu.

"Satu dapur umum tersebut bisa menyediakan 400 hingga 500 bungkus makanan untuk satu kali masak dan dibagikan kepada korban banjir," ujar Endah sambil ikut membungkus makanan yang akan dibagikan kepada warga, Minggu 14 Februari 2021.

Makanan tersebut akan dibagikan kepada warga dari dua blok di desa tersebut. Namun, sebut Endah tidak semua dibagikan dalam bentuk makanan, ada juga yang dibagikan berupa sembako.

Baca Juga: Hari Ini Aktivis PMII Cirebon Salurkan Bantuan Hasil Penggalangan Dana bagi Korban Banjir

Makanan yang telah disiapkan tidak hanya dibagikan kepada korban di lokasi pengungsian tetapi juga diantarkan kepada korban yang memilih mengungsi ke rumah saudaranya.

"Sebagian masyarakat mengungsi di rumah saudara dan ada juga yang bertahan di lantai dua atau loteng rumah mereka," ujar dia.

Endah menyebut, di desa Putridalem kecamatan Jatitujuh sendiri, warga yang terdampak banjir tersebar, seperti di Blok Kaputren sebanyak 400 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 1330 orang, sementara di Blok Bojong Roreng, sebanyak 117 KK dengan jumlah 220 orang. Untuk blok Desa hanya ada 10 KK dengan jumlah 40 orang.

Baca Juga: Stasiun Kejaksan Cirebon Hadirkan Layanan Pemeriksaan GeNose Tarif Rp20 Ribu Mulai 15 Februari

“Alhamdulillah di blok Desa hanya sedikit, wilayah terparah justru ada di Blok Bojong Roreng, bahkan selama dua hari pasca banjir, Bojong Roreng masih terisolir,” sebutnya.

Sebagai informasi, desa Putridalem sendiri memiliki jumlah penduduk. 3586 jiwa yang tersebar di tiga blok yang wilayahnya terpisah.

Endah mengaku, banyak kerugian yang dirasakan dari dampak banjir tersebut. Terutama kerusakan fisik, ternak, dan pertanian. Untuk bangunan, ada Dua yang rusak cukup parah, yaitu balai kampung dan balai budaya di blok Kaputren.

Baca Juga: Akibat Longsor, Akses Jalan Wisata Lembah Penyaweuyan Tidak Bisa Dilalui Kendaraan

“Ternak banyak yang mati seperti kambing, budidaya ikan, jamur, dan kebon tebu hancur. Selain itu, ada sekitar 20 hektar areal padi terancam gagal panen,” ujarnya.

Endah berharap, dengan adanya musibah ini bisa menjadi pelajaran dan mengambil hikmahnya.

Selain itu, penyebab banjir yang  terparah selama 50 tahun terakhir, salah satunya akibat Klep pintu air yang ke arah Cimanuk, tanggul-tanggul yang sudah rusak dari tahun 1970 an hingga sekarang belum pernah tersentuh perbaikan.

Baca Juga: PKB Lirik Raffi Ahmad dan Agnez Mo Jadi Calon Gubernur Jakarta

“Kita sudah koordinasi dengan BBWS, PSDA dan instansi lainnya. Untuk penanggulangan awal, kita juga Dapat bantuan karung 1500 karung dari PSDA dan itu sudah  Dipasang di Bojong Roreng,” ujarnya.

Pihak pemdes Putridalem juga mengapresiasi kepada semua pihak yang sudah ikut membantu korban banjir. Setiap bantuan yang datang ke posko selalu didistribusikan merata ke setiap blok.

Baca Juga: DPR Dukung Pengungkapan Kasus Pembuangan Limbah Medis di Bogor

“Kedepan kami ingin pemerintah segera memperbaiki tanggul-tanggul yang rusak dan normalisasi sungai,” tandasnya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler