Lebih lanjut Riyan mengungkapkan bahwa sebagaimana kisah Nabi Sulaiman AS. dalam surah Al-Anbiya ayat 82, memang ada entitas jin yang menjadi pembantu manusia, namun itu merupakan mukjizat.
Mukjizat yang khusus dimiliki oleh Nabi Sulaiman yang mampu berkomunikasi dengan binatang dan jin. Sehingga Nabi Sulaiman mampu memerintahkan mereka untuk membantunya sebagai seorang utusan.
Baca Juga: Pantang Menyerah, Begini Sepak Terjang Alumni Wirausaha Merdeka Lanjutkan Bisnis
Berikut surah Al-Anbiya ayat 82, yang artinya: "Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu."
Kisah Nabi Sulaiman inilah yang kadang masih banyak digunakan seseorang sebagai dasar yang menyatakan jika memiliki khodam bukan berarti syirik.
Terkait viralnya tren ramalan cek khodam di Tiktok ini, Riyan menegaskan bahwa ada 4 hal penting yang perlu diperhatikan bagi seorang muslim.
Baca Juga: Banjir 1 hingga 1,5 Meter Merendam Sejumlah Desa di Sulawesi Utara, Akses Jalan Warga Terputus
1. Bertentangan dengan akidah tauhid
Khodam merupakan hal gaib, mistis dan supranatural. Akan keberadaanya boleh dipercaya namun untuk mengimani akan kekuatan dan kemampuan dari khodam adalah sesuatu yang bertentangan dengan akidah tauhid Islam.
Islam dengan tegas melarang untuk percaya pada kekuatan selain Allah SWT. Adapun ramalan cek khodam yang seolah-olah mengetahui masa depan adalah bentuk kesyirikan. Islam mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan.
Riyan menjelaskan bahwa mempercayai khodam memilikk daya kemampuan meramal masa depan bertentangan dengan akidah tauhid. Ia menegaskan, “Islam mengajarkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan. Ramalan khodam yang seolah-olah mengetahui masa depan adalah bentuk kesyirikan."