Audit Syar’i Gus Baha: Penting Mana Bangun Masjid atau Menikahkan Janda?

- 10 Januari 2023, 17:30 WIB
Beberapa netizen menyoroti pembangunan Masjid Al Jabbar yang dikaitkan dengan kondisi infrastruktur lain.
Beberapa netizen menyoroti pembangunan Masjid Al Jabbar yang dikaitkan dengan kondisi infrastruktur lain. /Instagram @jabarprovgoid

 

PORTAL MAJALENGKA – Baru-baru ini ramai netizen yang mengkritisi kebijakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil usai diresmikannya Masjid Raya Al-Jabbar atau disebut juga masjid terapung Gedebage.

Hal tersebut sebagaimana diposting oleh akun twitter @gapratama4 berikut: “Jalan utama di Desa Sirnagalih Kecamatan jonggol kabupaten bogor provinsi JAWA BARAT. Jalan jelek ini tanggung jawab siapa pak? Ga pernah di perhatikan,” ujar pemilik nama Yoga Pratama.

Hingga berita ini dibuat, kata kunci “Ridwan kamil” dalam menu pencarian twitter bahkan menunjukkan angka 281 pada 1 jam terakhir.

Baca Juga: Ridwan Kamil Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Berharap Usai Ibadah Jemaah Juga Mendapat Ilmu Sejarah

Meski begitu banyak juga warganet yang mendukung kebijakan pembangunan masjid Al-Jabbar tersebut, lantaran menilai tempat peribadatan tersebut memang dibutuhkan.

Hal tersebut sebagaimana diposting oleh akun @burhankahfi berikut: “Liat komen2nya rata2 nyinyir dan bully. Tetap semangat Pak, Banyak hal positif jg yg udah jadi legacy Bapak, penataan alun2 Bandung yg dulu kumuh, penataan trotoar utk jalan kaki, penataan jalan Jakarta (kiara Artha), digitalisasi, penanganan covid dll. Semoga jd amal jariyah,” tulisnya.

Menariknya, fenomena tentang pembangunan Masjid di tengah kebutuhan lain sudah pernah dikaji oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim, ulama tafsir yang akrab dipanggil Gus Baha.

Hal tersebut sebagaimana diunggah ulang oleh twitter Budhi Hermanto, berupa potongan rekaman suara pengajian dari Gus Baha dengan durasi 58 detik.

Baca Juga: Keramat Kesaktian Abuya Syar'i Wali Allah Ciomas Pandeglang Banten

“Coba misalnya anda bangun masjid habis 2 miliar yang harusnya 1 miliar sudah jadi, terus nanti suatu saat ketemu Allah ditanya itu ada orang miskin, fakir miskin, yatim andaikan kamu sumbang 1 milyar tuh sejahtera semua,” papar gus Baha.

Guna melihat permasalahan tersebut secara lebih tepat beliau kemudian melanjutkan dengan audit berdasarkan kepentingan syar’i.

“Penting mana (membangun masjid) dengan ngasih makan fakir miskin, penting mana dengan menikahkan janda, penting mana dengan pendidikan,” lanjut Gus Baha.

Dari beberapa poin tersebut kemudian Gus baha kembali menarik simpul dari dampak yang akan ditimbulkan jika opsi yang beliau kemukakan diambil.

“Apa artinya masjid mewah orang nggak tahu halal haram, nggak tahu najis, nggak tahu cara sesuci ndak tahu cara adzan yang benar. Terus penting mana untuk beli kitab sama dipake masjid, penting mana makan sama beli kitab, ada auditnya,” tutur Gus Baha.

Baca Juga: Wow! Ridwan Kamil Bakal Main Sinetron Religi, Masjid Al Jabbar akan Jadi Lokasi Syutingnya

“Makanya manusia itu ketika baikpun disuruh istighfar apalagi ketika salah,” pungkas Gus Baha.

Dari kajian Gus Baha tersebut bisa kita pelajari jika selain membangun masjid, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat juga perlu untuk diperhatikan.

Bahkan menikahkan janda juga merupakan suatu hal yang perlu untuk diperhatikan, dan bisa menjadi sebuah prioritas oleh para pemangku kekuasaan sebelum memusatkan anggarannya untuk sekadar memperindah atau mempermegah masjid. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x