Inilah Ibunda Gus Dur, Nyai Solichah yang Menjadikannya Sosok Penuh Keramat Wali

- 29 Oktober 2022, 19:56 WIB
Inilah sosok ibunda Gus Dur yang menanamkan karakter keramat kepada putranya
Inilah sosok ibunda Gus Dur yang menanamkan karakter keramat kepada putranya /Tangkapan layar Youtube/KKW


PORTAL MAJALENGKA - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur diyakini oleh sebagian orang sebagai salah satu Wali Allah yang mempunyai sejumlah keramat.

Sejumlah keramat yang dimiliki Gus Dur bukan tanpa proses. Gus Dur mendapat keramat tersebut melalui proses yang sangat panjang.

Keramat Gus Dur selain karena kualitas ibadahnya, konon hal tersebut juga didapatkan melalui manutnya Gus Dur terhadap ibunya.

Baca Juga: TRAUMA TRAGEDI KANJURUHAN, Gilang Widya Pramana Juragan 99 Putuskan Mundur dari Presiden Arema FC

Ibunda Gus Dur, yakni Nyai Solichah konon punya rahasia besar yang menjadikan putra pertamanya menjadi sosok yang membuat sejarah besar bagi bangsa dan memiliki keramat layaknya Wali Allah.

Pendidikan khusus yang diberikan oleh Nyai Solichah kepada Gus Dur menjadikan putranya punya keramat pemikiran cemerlang untuk bangsa dan negara.

Dikutip Portal Majalengka dari YouTube KKW, Rizal Mumazziq menceritakan bahwa karakter Gus Dur banyak dipengaruhi oleh ibundanya.

Baca Juga: KETAHUI 3 Faktor Utama Pembentuk Warna Semua Jenis Ikan Channa Agar Tampil Cerah

Nyai Solichah disebut sebagai perempuan tangguh yang ditinggal wafat suaminya, KH Wahid Hasyim ketika dirinya mengandung Putra keenam, Hasyim Wahid.

Hal inilah yang konon mempengaruhi Gus Dur dalam keteguhan memegang prinsip dan kepedulian kepada mereka yang terpinggirkan.

"Nyai Solichah ini sedang mengandung anak keenamnya saat sang suami KH Wahid Hasyim ulama dan negarawan muda paling moncer dalam sejarah Islam Indonesia berpulang akibat kecelakaan di Bandung," tegas Rizal.

Baca Juga: CONTOH SOAL TES TULIS PPK Lengkap dengan Jawabannya untuk Pemilu 2024

Saat itu, Nyai Solichah yang belum genap berusia 30 tahun menjada dengan tanggungan 6 buah hatinya.

"Tak Tega melihatnya sendirian di Jakarta, KH Bisri Syamsuri meminta putrinya itu kembali tinggal ke Jombang. Akan tetapi, Nyai Solichah menolak, ia bertekad membesarkan buah hatinya sendirian di ibu kota," kata Rizal.

Di era 1950-an, di mana kondisi sosial politik dan ekonomi tidak stabil tentu pilihan ini sangat berisiko. Menurutnya, insting Nyai Solichah sebagai seorang perempuan tangguh mulai terasah.

Baca Juga: Tempe Mendoan Jadi Google Doodle Hari Ini, Kuliner Khas Banyumasan yang Semakin Populer

Rizal menceritakan, saat itu Nyai Solichah mulai berbisnis beras, bahkan menjadi makelar mobil dan pemasok ke kontraktor pun pernah dijalani.

Nyai Solichah juga merintis panti asuhan, rumah bersalin, beberapa majelis ta'lim, dan kegiatan sosial lainnya.

Hal itulah yang membuat karakter Gus Dur peduli terhadap wong cilik dan mendahulukan kepentingan orang lain serta menjadi tempat bersandar bagu mereka yang terpinggirkan dan terzolimi.

Baca Juga: Masuk di Penghujung Laga, Bersama Vion Zlate Moravce Egy Catat Kemenangan Besar atas MSK Zilina

"Saya kira secara genetik, Gus Dur itu turun dari ibundanya. Tak hanya itu, rumahnya dijadikan sebagai salah satu basis politik NU. Keputusan penting seputar kiprah NU di berpolitikan di godok di sini oleh dua tokoh sentralnya, KH Bisri Syamsuri ayahnya, dan KH Wahab Hasbullah Pak Dhenya," kata Rizal.

Ia menjelaskan, sikap NU terkait dengan Dekrit Presiden Kabinet Gotong Royong hingga keputusan cepat muslimat dan NU beberapa waktu usai G30S PKI digodok di rumah Nyai Solichah.

Dengan kerja keras dan tirakatnya, kelak para buah hatinya menjadi orang berhasil di bidangnya, yakni Gus Dur menjadi Presiden ke-4 RI, Aisyah Hamid Baidhowi menjadi ketua Muslimat NU dan politisi Golkar, Lily Khodijah menjadi politisi PKB, Gus Sholah yang menjadi pengasuh Pesantren, Umar Wahid menjadi direktur rumah sakit di Jakarta, dan Hasyim Wahid menjadi sosok nyentrik yang mendidik anak muda NU.

Baca Juga: Kepala LPSPL Serang: BCL Momentum Mengubah Mindset Pemanfaatan Laut

Menurut Gus Rizal, dalam beberapa keputusan penting di PBNU ketika para Kyai gagal melunakkan Gus Dur, mereka memilih jalan menghadap Nyai Sholichah agar bisa melunakkan putranya.

Langkah tersebut kata Gus Rizal berhasil karena Gus Dur taat pada ibunya. Dikisahkan juga ketika Gus Dur di Universitas Al Azhar, Nyai Solichah kerap menitipkan melalui para sahabatnya beberapa botol kecap dan puluhan sarung agar Gus Dur mau menjualnya.

Hal itu dilakukan oleh Nyai Solichah agar Gus Dur menjualnya dan memiliki tambahan uang saku.

Baca Juga: Sebelum Daftar ASN PPPK Guru 2022 Simak Persyaratannya Berikut Ini Agar Lolos

Namun apa daya, Gus Dur memang tidak begitu berbakat sebagai pedagang. Kecap dan sarung memang ludes, akan tetapi bukan dibeli, melainkan diminta para sahabat-sahabatnya.***

Editor: Sofhal Adnan

Sumber: YouTube KKW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x