Dalam pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan di antara mereka untuk mengangkat sumpah di hadapan Multazam di dekat pintu Ka'bah.
Adapun Isi dari sumpah itu harus ditepati apabila mereka sudah sampai dan berada di negara masing-masing.
Janji tersebut berupa tekad untuk berjuang di jalan Allah SWT demi tegaknya agama dan berusaha mempersatukan umat Islam dalam kegiatan penyebaran ilmu pengetahuan serta pendalaman ilmu agama.
Dalam Buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU karya Choirul Anam, Kisah itu tercantum dalam buku Muhammad As'ad Shahab berjudul Al 'Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari.
Cak Anam berpendapat, mudah dimengerti apabila tekad tersebut perlu dicetuskan bersama dan dengan mengangkat sumpah.
Karena pada saat itu kondisi sosial politik di negara-negara timur hampir bernasib sama, yakni berada di bawah kekuasaan penjajahan bangsa barat.
Mbah Hasyim Asy'ari Menepati janjinya saat tiba di Tanah Air. Pada tahun 1899 masehi, Mbah Hasyim Asy'ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang.
Dari pesantren ini kemudian muncul para alumni yang alim alamah yang tersebar di berbagai wilayah di Nusantara.
Mereka berkomitmen untuk meneruskan cita-cita pengasuh yakni memelihara, melestarikan, mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam di pelosok nusantara.
Sealin itu juga Mbah Hasyim Asy'ari mempunyai gagasan untuk mewadahi jamaah islam ahlus sunah wal jamaah dengan mendirikan Nahdhotul Ulama bersama dengan para ulama lainnya.