Pada masa itu pula hidup seorang tokoh cendekia yang cerdik lagi pandai yakni Abu Nawas. Ia termasuk salah satu penasihat khalifah Harun Al Rasyid dengan gayanya yang lucu.
Suasana negara di bawah kepemimpinan Khalifah Harun Al Rasyid sangat makmur dan sejahtera. Masyarakatnya hidup tentram tanpa kekurangan apa pun.
Baca Juga: Dipaksa Menyembelih Kambing Kesayangannya, Abu Nawas Bakar Habis Baju Kawannya
Konon diceritakan pada masa itu sangat sulit untuk mencari orang yang berhak menerima zakat, infak, serta sedekah. Karena tingkat kemakmuran negeri yang sangat tinggi, melebihi di atas garis kemiskinan.
Semua sarana umum tersedia dengan fasilitas yang nyaman. Baik transportasi, masjid, madrasah-madrasah, perguruan tinggi, rumah sakit serta semua sarana dan prasarana fasilitas umum lainnya terjamin.
Perkembangan pengetahuan benar-benar sangat diperhatikan serius. Khalifah Harun Al Rasyid sampai membentuk dewan penerjemah yang diketuai oleh seorang pakar bahasa bernama Yuhana bin Musawih.
Baca Juga: Begini Penjelasan Marc Marquez Soal Tudingan Dirinya Jadi Biang Kecelakaan Fabio Quartararo
Tujuan dibentuk dewan penerjemah ini untuk melakukan penggalian informasi yang termuat dalam buku asing. Berbagai buku-buku berbahasa asing berhasil diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab.
Pada masa itu Bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa resmi negara. Bahasa arab menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan bahkan menjadi alat komuniksi umum.
Jejak kebesarannya sangat banyak. Salah satu yang mudah ditemui sampai sekarang adalah saluran air yang berada di Tanah Suci Mekkah yang dikenal dengan Terusan Zubaedah.