BATORO KELING Mampu Kalahkan Kesaktian Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati

- 29 Agustus 2022, 21:41 WIB
BATORO KELING Mampu Kalahkan Kesaktian Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati
BATORO KELING Mampu Kalahkan Kesaktian Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati /Tangkapan layar youtube.com / Ini Channel.

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Kalijaga adalah salah satu wali Allah yang masuk jajaran Dewan Walisongo bersama Sunan Gunung Jati dan lainnya.

Sunan Kalijaga juga berguru pada Walisongo yang lebih sepuh darinya. Termasuk belajar dan berguru pada Sunan Gunung Jati.

Terdapat satu kisah menarik tentang Sunan Kalijaga murid dari Sunan Gunung Jati ini, yang beradu kesaktian dengan Prabu Batoro Keling.

Baca Juga: SULUK WIJIL, Nabi Khidir Larang Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati Naik Haji

Menurut cerita masyarakat daerah setempat di selatan Gunung kidul, sebelum masuk Kota Wonosari, ada daerah bernama Batur Putat.

Di daerah itu terdapat sebuah pohon beringin putih dan sungsang daunnya. Cerita lisan dari penduduk Batur adalah bahwa dulu konon Brawijaya pernah singgah di daerah itu.

Dan di bawah pohon beringin itu lahirlah seorang putra dari Brawijaya. Demikianlah misteri yang senantiasa terlahir di setiap cerita masyarakat setempat.

Baca Juga: Babak Pertama PSM Makassar vs Persib Bandung Pekan Ke-7 BRI Liga 1: Sang Tamu Tertinggal

Untuk memecahkan misteri tersebut mari simak kisah Brawijaya dan pohon Waringin sungsang berikut ini:

Alkisah sang Prabu Batoro Keling atau Brawijaya VIII sedang dalam perjalanan moksa. Pada saat bersamaan Sunan Kalijaga mendengar bahwa sang Batoro Keling berniat akan moksa.

Segeralah Sunan Kalijaga menyusul hingga mereka bertemu di Batur Putat. Sunan Kalijaga berusaha mencegah sang prabu Batoro Keling untuk moksa.

Baca Juga: GOL SUPER KILAT David da Silva Dibalas Yakob Sayuri, Duel Panas PSM Makassar vs Persib Bandung

Karena beranggapan bahwa setelah sang Prabu Batoro Keling mengucapkan kalimat syahadat dan dalam syariat tidak dikenal yang namanya moksa.

Tapi sang Prabu Batoro Keling bersikeras dan tidak ada yang dapat mencegah niatnya untuk melakukan moksa.

Terjadilah dialog yang meningkat ke perdebatan yang cukup tinggi pada saat itu. Itulah kenapa daerah itu kelak dikenal dengan nama Batur yang dimaknai dari mbat-mbatan tutur.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Daftar RESMI Susunan Pemain PSM Makassar vs Persib Bandung, Menanti Debut Luis Milla

Dari dialog meningkat ke perdebatan sampai akhirnya harus dilanjutkan dengan adu kesaktian.

Sehingga akhirnya memaksa sang Prabu Batoro Keling untuk mengeluarkan ajian saktinya yang bernama ajian waringin sungsang.

Sebetulnya ajian itu sangat mematikan tetapi karena sang Prabu Batoro Keling tidak berniat membunuh Sunan Kalijaga, sehingga tidak sampai terjadi ada nyawa yang melayang pada pertempuran itu.

Baca Juga: TERBARU! DPR Resmi Setujui Naturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat, Shayne Pattynama Menyusul

Sunan Kalijaga akhirnya tunduk dan mengakui bahwa memang masih banyak yang harus dipelajarinya tentang tanah Jawi dan jagat raya.

Sebetulnya yang disebut oleh penduduk tentang Brawijaya mempunyai anak di bawah pohon beringin putih sungsang.

Kejadian sebenarnya adalah pada saat itu dan pada titik itu telah lahir sosok manusia baru yaitu Sunan Kalijaga yang berusaha mencoba memahami akan keluhuran Tanah Jawi.

Baca Juga: RAMALAN WALI MAHA SAKTI Tuan Guru Sekumpul: Ibu Kota Indonesia akan Pindah ke Kalimantan Timur

Kemudian oleh sang Prabu Batoro Keling dibawalah Sunan Kalijaga ke bawah air terjun Banyunibo untuk disucikan.

Dan kemudian secara halus memanggil Sabdo Palon untuk memberikan ajaran dan wewedarannya.

Sang Prabu Batoro Keling kemudian melanjutkan perjalanannya menuju pantai barat ngobaran.

Baca Juga: KENA BATUNYA! Aksi Wali Sufi Abu Nawas Tipu Balik Komplotan Pencuri

Oleh sabdo Palon kemudian Sunan Kalijaga diajak bersemedi di goa di punggung bukit air terjun Banyunibo dan memberikan banyak piwulang tentang keluhuran Tanah Jawi.

Serta ada dua syarat yang harus dilakukan oleh Sunan Kalijaga kelak. Yaitu bahwa ajaran agama yang akan disebarkan harus melalui jalur ngurip-urip kebudayaan.

Karena pada saat-saat itu terjadi penghancuran besar-besaran oleh Demak terhadap semua atribut Jawa mulai dari buku-buku, prilaku bangunan-bangunan, sampai ke kesenian-kesenian. Baik bentuknya maupun peralatannya.

Baca Juga: Akrtis Gracia Indri Bagikan Momen Perut Buncit, Doakan Pejuang Garis 2

Syarat kedua adalah bahwa kelak setelah selesai masa piwulang di Banyunibo, Sunan Kalijaga harus melakukan perjalanan untuk sowan dan menyapa seluruh penunggu atau Danghyang di tanah jawi.

Agar setiap langkahnya mendapat dukungan dari para danghyang, sehingga dengan cara itu maka ajaran agama dengan muatan nguri-uri kebudayaan baru dapat diterima di tanah Jawa.

Hingga tiba pada saatnya dari titik itulah kemudian Sunan Kalijaga mengganti penampilannya.

Baca Juga: AMALAN Dompet Kempes Agar Tebal Kembali yang Diijazahkan Oleh Kiai Kholil Bisri

Dari berpakaian serba putih berganti dengan jubah hitam sintingan atau ikat kepala hitam dan ke mana-mana membawa 9 keris.

Secara dalam dapat dicermati bahwa apa jadinya kalau tidak ada peristiwa di Batur itu. Ada kemungkinan sekarang kita tidak akan dapat lagi menikmati tari-tarian klasik Jawa, dolanan bocah, melaras gending-gending Jawa, menikmati pertunjukan wayang dan bentuk kesenian dan kebudayaan lainnya.

Kelak Setelah Sunan Kalijaga dengan nguri-uri (mwnghidupi) kebudayaannya mengunjungi lokasi malinggihnya danghyang setanah Jawi.

Baca Juga: KISAH Abu Nawas Sukses Menyebrangi Lautan

Maka dibuatlah kidung danghyangan Sunan Kalijaga. Adalah satu-satunya susun yang sudah mendapat restu dari para leluhur tanah Jawi.

Dapat dijadikan hikmah bagi generasi sekarang, penerus bangsa. Bukan membuka luka lama atau sentimentil masa lalu.

Tapi sebuah pembelajaran untuk generasi sekarang bisa menatap dan melangkah bersama ke masa depan. Dalam persaudaran kepedulian dan cinta kasih menuju kejayaan Nusantara.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube G-Media Net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x