Network
PORTAL MAJALENGKA – KH Ahmad Muwafiq atau populer disebut dengan Gus Muwafiq adalah salah satu kyai yang miliki penampilan nyentrik.
Gus Muwafiq merupakan salah satu ulama dan menjadi pendakwah Nahdhatul Ulama yang sangat digemari oleh para jamaahnya.
Keilmuan yang dimiliki oleh Gus Muwafiq sudah tidak diragukan lagi, apalagi bila dia berbicara tentang sejarah.
Pemaparan Gus Muwafiq dalam memberikan ceramahnya mudah dimengerti para mustamiin atau para pendengarnya.
Baca Juga: Pencipta Lagu Joko Tingkir Ngobe Dawet Akhirnya Meminta Maaf Usai Ditegur Gus Muwafiq
Gus Muwafiq kerap mengungkap sejarah zaman dahulu kala, mulai sejarah peradaban bangsa, sejarah tanah Jawa, hingga sejarah dunia.
Dalam satu kesempatan Gus Muwafiq mengungkap tentang satu sejarah atau kepercayaan orang Jawa yaitu yang dikenal dengan “Sedulur papat Kalima Pancer”.
Berikut penuturan “Sedulur Papat Kalima Pancer” yang menjadi cikal bakal ilmu pelet, santet, dan ngepet menurut Gus Muwafiq,
Dalam ceramahnya Gus Muwafiq membongkar sejarah pellet, ngepet, dan santet yang diunggah kanal YouTube Ngaji id.
Sedulur Papat Kalima Pancer menurut bahasa Indonesia adalah Saudara empat kelima Pancer. Menurut Gus Muwafiq, orang hidup itu harus mengerti tentang barang empat kelima Pancer.
Baca Juga: KESAKTIAN GUS MUWAFIQ Ziarahi Makam Walisongo dengan Berjalan Kaki Hanya Butuh Waktu 3 Hari
Kelima Pancer sendiri menurut Gus Muwafiq adalah temannya atau saudaranya nyawa yang turun ke bumi.
“Wong Urip kudu biso Moco barang papat, barang papat iku nopo, kancane nyowo sing medun teng alam dunyo,” ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Orang hidup, harus bisa baca barang yang empat, barang empat itu apa? yaitu saudaranya nyawa yang turun ke bumi,” ucap Gus Muwafiq.
Kelima Pancer ini menurut Gus Muwafiq mempunyai dua jalan yang berlawanan yaitu jalan kanan dan jalan kiri.
Jalan kanan diartikan jalan yang benar, dengan mengikuti jalan yaitu meminta segala sesuatu hanya kepada Allah SWT.
Baca Juga: TIDAK MASUK AKAL! Wali Allah Ini Mampu Mengubah Air Laut yang Asin Menjadi Manis Melebihi Madu
Yang kedua jalan yang kiri, yang merupakan jalan yang salah yang meminta kepada selain Allah atau musyrik.
Gus Muwafiq mencontohkan dua jalan yang berlawanan ini seperti di bawah ini.
“Papat limo pancer, pancer pengen bojo ayu... Iso ngannggo dalam tengen mocone ya Rahman ya Rahim, Pitung dino Pitung bengi Poso... I love You,” ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Empat lima Pancer, Pancer ingin istri cantik... Bisa pakai jalan kanan yaitu baca Ya Rohman dan Ya Rohiim tujuh hari tujuh malam.... I love You,” ucap Gus Muwafiq.
“Ora gelem nganggo dulur tengen nganggo dulur sing kiwo, sun amatek aji ajiku jaran guying,” tutur Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Tidak mau memakai jalan kanan pakai saudara yang kiri, Saya baca aji ajiku jaran goyang,” tutur Gus Muwafiq.
Baca Juga: Lelaki Ini Dicatat Sebagai Ahli Surga Walaupun Belum Pernah Sholat, Beriman di Penghujung Usianya
“Pengen kuat... Niku dalan tengen sing diwoco la Haula wala Quwata illa Billah,” ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Kalau ingin kuat jalan kanan dibaca La Haula wala Quwata illa Billah,” ucap Gus Muwafiq.
“Dulur kiwo... Sun amatek aji aji ku Bandung Bondowoso,” ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Saudara kiri... Aku membaca aji..ajiku Bandung Bondowoso,” ucapnya mencontohkan.
“Pengen sugih nek dalan tengen ya fatahu ya Rozaq sholat Dhuha Moco waqiah Arrohman,” ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Ingin kaya kalau jalan kanan...Ya Fatahu Ya Rozaq, Sholat Dhuha Baca Waqiah dan Arrohman,” ucap Gus Muwafiq.
Baca Juga: AMALAN Dzikir Paling Dahsyat yang Mempunyai 7 Keutamaan, Salah Satunya Aman Dari Kemiskinan
“Nek Ra gelem tengan nganggo kiwo, gawa pitik cemani Munggah gunung Kawi,” ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Kalau tidak mau kanan pakai jalan kiri, Bawa ayam kecil cemani naik gunung Kawi,” ucap Gus Muwafiq, diiringi ketawa jamaahnya. *
